Manuver Nasdem Jadikan Koalisi Perubahan Terancam Hanya Sebatas Wacana
Anies Baswedan terancam gagal menjadi capres karena Koalisi Perubahan tak kunjung jelas. (foto: dok. antara)

Bagikan:

JAKARTA - Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago mengatakan rencana Koalisi Perubahan yang terdiri atas Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berpotensi menjadi wacana saja dari pada terealisasi.

"Rencana Koalisi Perubahan untuk tahun 2024 berpotensi menjadi wacana yang hanya menjadi rencana besar saja," kata Arifki dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, 28 Januari.

Ia menilai hal tersebut lantaran pada saat Partai Demokrat menyatakan keseriusannya terhadap Koalisi Perubahan, justru Partai NasDem mengadakan silaturahmi dengan koalisi Gerindra-PKB di Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra-PKB, Jakarta, Kamis 26 Januari.

Selain itu, kata dia, Partai Demokrat sudah mendeklarasikan dukungannya terhadap Anies Baswedan untuk maju sebagai bakal calon presiden. Namun, ia mempertanyakan kegamblangan sikap dari PKS dalam mendukung Anies Baswedan sebagaimana Partai Demokrat.

"Koalisi Perubahan ini sepertinya memang layu sebelum berkembang. Dulu NasDem yang menunggu kepastian Demokrat dan PKS untuk mendukung Anies Baswedan. Tetapi, saat ini sepertinya Demokrat yang menunggu keseriusan NasDem untuk melanjutkan koalisi," ujarnya pula.

Menurut dia, dari narasi berbeda yang dimainkan oleh Partai NasDem dan Partai Demokrat memperlihatkan Koalisi Perubahan memiliki jalan sendiri-sendiri. "Demokrat ingin duduk bersama, sedangkan NasDem ingin kembali pulang," katanya pula.

Selain itu, ia menilai potensi Koalisi Perubahan hanya menjadi wacana juga lantaran adanya pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pada di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (26/1).

Ia mensinyalir ada keraguan sekaligus peluang lain dari Partai NasDem dalam melanjutkan Koalisi Perubahan, yang disebabkan adanya kabar perombakan atau “reshuffle” Kabinet Indonesia Maju yang mengarah kepada menteri dari Partai NasDem karena partai itu telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden Pemilu 2024.

Menurutnya, pertemuan Surya Paloh dengan Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) kemungkinan bisa menjadi sinyal bahwa kedua figur itu baik-baik saja atau ada kepentingan lain yang menyebabkan kedua tokoh ini kembali membuat kesepakatan ulang.

“Bisa saja kan? NasDem bakal kembali menjadi bagian penting Pemerintahan Jokowi dengan jaminan dipertahankannya menteri-menterinya di kabinet. Syarat lainnya tentu mendukung capres yang diusung oleh Jokowi di 2024," katanya pula.

Sebelumnya, Kamis (26/1), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono resmi mengumumkan partainya mengusung Anies Baswedan maju pada Pemilihan Presiden 2024.

“Bagi Demokrat, Mas Anies adalah tokoh perubahan dan perbaikan,” kata AHY.

Ia juga menegaskan dan menyerahkan sepenuhnya kepada Anies untuk menentukan sosok bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya pada Pemilu 2024.

Sementara itu, Jumat (27/1), Wakil Ketua Majelis Syura PKS Sohibul Iman mengapresiasi langkah Partai Demokrat atas sikap politiknya. PKS pun masih dalam proses mematangkan dukungan di internal partai.

"Seperti sudah disampaikan, itu masalah deklarasi partai per partai, tergantung proses internal masing-masing partai dan kami menghormati hak tersebut," ujar Sohibul Iman.