MADIUN - Direksi PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero) mendampingi anggota Komisi VI DPR RI menjajal LRT Jabodebek dengan rute Stasiun Harjamukti-TMII (PP) dan Stasiun Harjamukti–Ciracas (PP). Ini dilakukan saat Komisi VI melakukan kunjungan kerja spesifik peninjauan kereta canggih tersebut pada Jumat 27 Januari.
Selain dari INKA, kunjungan kerja tersebut juga didampingi oleh Direksi PT ADHI Karya (Persero) Tbk serta tim dari PT KAI (Persero). Turut hadir Asisten Deputi Bidang Jasa Logistik Kementerian BUMN Desty Arlaini.
Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko selaku Pejabat Sementara Direktur Utama PT INKA (Persero) Andy Budiman dalam keterangannya di Madiun, Sabtu mengatakan dengan dioperasikannya LRT Jabodebek nanti, maka akan menjadi pembuktian ke pasar global bahwa Indonesia mampu memproduksi kereta berteknologi tinggi.
"Merupakan bagian dari perjuangan dan kita memang berencana meningkatkan kemampuan kompetensi teman-teman INKA. Ada beberapa pasar yang menunggu INKA untuk bisa memproduksi kereta yang berteknologi tinggi. Mudah-mudahan dengan LRT Ini bisa beroperasi, menjadi salah satu kesempatan bagi kami untuk bisa menembus pasar global untuk kereta berteknologi tinggi," ujar Andy Budiman.
Direktur Operasi PT INKA (Persero) I Gede Agus Prayatna mengatakan LRT Jabodebek sudah mendapat sertifikasi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) untuk "Grade of Automation" (GoA) level 3 yakni sistem kereta tanpa masinis.
"Dari 31 rangkaian sudah disertifikasi DJKA. Untuk next GoA 3, kami sudah menyiapkan 'engineering'. Selanjutnya sudah mendapat penugasan untuk kontrak MSA atau 'maintenance service agreement' sampai 5 tahun dan kita juga akan siapkan," kata Gede.
Ia menjelaskan, satu rangkaian atau "trainset" LRT Jabodebek terdiri dari enam kereta yang mampu memuat 170 orang duduk dan 566 orang berdiri. Dalam keadaan "full load" atau penuh bisa mengangkut penumpang hingga 1.300 orang.
BACA JUGA:
"Terkait TKDN atau tingkat komponen dalam negeri, saya sampaikan kembali mohon dibantu untuk membangkitkan semangat agar roda dan bearing dapat diadakan di dalam negeri. Itu menjadi pekerjaan rumah kami jika akan mengekspor kereta ke beberapa negara, bahwa memerlukan 6 sampai 7 bulan untuk mengimpor komponen," katanya, dikutip Antara.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung menyampaikan bahwa LRT Jabodebek akan menjadi kisah sukses untuk Indonesia dan melengkapi keseluruhan moda transportasi lainnya.
Keberadaan LRT tersebut diharapkan menjadi penghubung antar-kota di Jabodebek yang juga tersambung dengan moda transportasi lainnya yang sudah ada.
"Sedikit catatan saya, juga jangan lupa supaya LRT ini bisa terkoneksi dengan moda transportasi lain yang ada di kota-kota sekitarnya. Karena beberapa kota tentu ini berbeda-beda, di sana ada angkot, Transjakarta, dan lain-lain. Ini 'challenge' ke depan supaya sama seperti kita di luar negeri, kita tidak perlu repot-repot membeli tiket yang berbeda," kata Martin.
LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis pemerintah dalam rangka memberikan kemudahan dan kecepatan pada transportasi masyarakat. Nilai kontrak proyek tersebut mencapai Rp3,9 triliun dengan jumlah mencapai 31 rangkaian atau sebanyak 186 kereta.
Transportasi massal berupa Lintas Rel Terpadu (LRT) yang menghubungkan beberapa kota, meliputi Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) tersebut melibatkan sejumlah lembaga, yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), PT LRT, PT Industri Kereta Api (PT INKA), PT LEN Industri, dan PT Adhi Karya. LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2023.