JAKARTA - Tewasnya mahasiswa FISIP UI Program Sarjana Departemen Sosiologi Angkatan 2022 bernama Muhammad Hasya Athallah Syahputra masih menyisakan kenangan mendalam bagi kedua orangtuanya.
Hasya, sapaan almarhum korban, ternyata memiliki banyak prestasi dan menjadi kebanggaan pihak keluarga.
"Secara garis besar, almarhum adalah kebanggaan bagi keluarga kami. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, terus terang," kata Adi Syahputra, ayah almarhum Hasya kepada VOI di Sekretariat ILUNI UI, Gedung Rektorat Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Jumat, 27 Januari.
Muhammad Hasya Athallah Syahputra masuk ke Universitas Indonesia (UI) melalui jalur prestasi. Hal itu pula yang membuat bangga bagi kedua orangtuanya.
"Di keluarga kami, baru dia yang masuk UI dengan jalur prestasi," ujarnya.
Muhammad Hasya Athallah Syahputra merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Hasya merupakan putra kebanggaan bagi Adi Syahputra dan Ira, ibunya.
Prestasi yang diukir Hasya tak tanggung-tanggung. Dia juga merupakan atlet di bidang olahraga beladiri Taekwondo.
Prestasi Hasya pun diakui oleh Rian Hidayat, selaku Tim Advokasi ILUNI UI yang mengawal kasusnya. Menurut Rian, dirinya mengetahui saat itu Hasya masih mahasiswa baru.
BACA JUGA:
"Dia itu lolos masuk jalur prestasi, dan sebelum kejadian dia habis lomba juga. Hasya ini mahasiswa berprestasi," katanya kepada VOI.
Sebelumnya diberitakan, Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) menyatakan sikap akan terus mengawal proses advokasi kasus tewasnya M Hasya Athalah, mahasiswa FISIP UI Program Sarjana Departemen Sosiologi Angkatan 2022 yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di kawasan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan pada 6 Oktober 2022, lalu.
Rian Hidayat, selaku Tim Advokasi ILUNI UI atas korban Hasya menegaskan, pihaknya terus mengawal hingga almarhum Hasya mendapatkan keadilan.
"Kita ingin ini diproses, agar ada keadilan dan transparansi. Mengenai salah atau benar biar nanti keputusan pengadilan. Karena yang kita dapatkan informasi terakhir adanya SP3 itu karena almarhum Hasya sudah meninggal," kata Rian kepada VOI di Sekretariat ILUNI UI, Gedung Rektorat Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Jumat, 27 Januari.
ILUNI UI juga mempertanyakan sikap terhadap Kepolisian terkait penetapan terhadap tersangka terhadap Hasya.
"Kita jadi bertanya - tanya kenapa pihak yang sudah meninggal malah dijadikan tersangka. Kita akan menuntut keadilan," ujarnya.