Panja Komisi VIII DPR Minta Biaya Penerbangan Kurang Rp27 Juta Agar Biaya Haji Tak Sampai Rp69 Juta
RDP Panja Komisi VIII DPR terkait biaya haji 2023/FOTO: Nailin In Saroh/VOI

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Panitia kerja (Panja) Komisi VIII DPR, John Kennedy Azis, meminta agar biaya penerbangan pulang pergi dari Arab Saudi tidak lebih dari Rp27 juta per jemaah.

Usulan ini untuk mengurangi biaya komponen haji agar para jemaah tahun ini tidak perlu membayar sampai Rp69 juta per orang. 

Hal tersebut disampaiakan John Kennedy dalam rapat dengar pendapat (RDP) mengenai biaya (BPIH) 1444H/2023M dengan dirjen penyelenggara haji dan umrah Kemenag, Dirjen Perhubungan Udara dan Darat Kemenhub, Dirut PT Angkasa Pura I dan II, PT Pertamina, dan PT AirNav Indonesia, serta kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, serta kepala BPKH di gedung DPR, Kamis, 26 Januari. 

Pada rapat hari ini panja khusus membahas terkait komponen biaya penerbangan dan kesehatan haji dan penyusunan rekomendasi untuk kunjungan kerja (kunker) panja ke Arab Saudi. 

"Rakyat Indonesia, calon jemaah haji lagi deg-degan pak, harap-harap cemas, bisa enggak saya ke Mekkah, bisa enggak haji tahun ini, Rp44 juta dia harus tambah kalau centralnya dari Jakarta," ujar John Kennedy Azis dalam rapat. 

John merinci, tabungan haji awal jemaah ada sekitar Rp25 juta. Namun saat ini sudah diusulkan oleh Kemenag bahwa biaya haji 2023 sebesar Rp69 juta per jemaah. 

"Kan dalam arti ada Rp44 juta yang ditambah dari tabungan awal. Kalau berdua kurang lebih Rp90 juta," katanya. 

Legislator Golkar dapil Sumatera Barat itu pun mengaku banyak mendapat aspirasi dan keluhan dari masyarakat di daerahnya yang mengundurkan diri untuk berhaji lantaran melonjaknya biaya pada tahun ini. Mereka mengadu tidak bisa melunasi kekurangan biaya yang diusulkan pemerintah. 

"Hari ini dan sejak tadi malam saya dapat pesan WhatsApp sekitar 62 di dapil bilang 'Pak John kemungkinan kami tidak bisa berangkat, dari mana kami duitnya pak'. Pak, 70 persen dari calon jemaah haji kita ini ekonomi bawah-bawah. Kuli panggul, buruh tani, dari pedagang kecil yang mengumpulkan Rp1.000 - Rp2.000, yang lebih parah dari orang-orang jual tanah, jual sawah demi bisa menghadap Baitullah," ungkap John. 

"Makanya dengan kehadiran bapak-bapak, besar sekali harapan masyarakat, mari kerja sama pak. Bahwa 3 komponen haji ini pertama, pesawat, kedua catering, ketiga hotel (bisa dikurangi)," tambahnya. 

Menurut John Kennedy, biaya pada komponen penerbangan dan Embarkasi jemaah masih bisa diturunkan agar biaya haji tak sampai Rp97 juta. Sehingga jemaah tidak perlu sampai membayar Rp69 juta per orang dari 70 persen usulan biaya tersebut. 

"Menjadi pertanyaan saya kepada Garuda dan Saudi airlines, kami beberapa kali ke tanah suci, kita akal-akal cari yang murah, walau kami duduk di DPR, kami cari yang murah, hotelnya okelah ikut bapak ibu, tapi pesawat ngeteng pak, begitu Nasih DPR pak jangan dikira banyak duit semua. Kalau kita hitung pak beli (tiket) pesawat PP cuma Rp27 juta. Ilmu dagang saya sederhana aja, kalau kita beli banyak biasanya lebih murah. Saya pikir 103 ribu orang dapat diskon, bukan dapat diskon tetapi harganya melambung tinggi sampai 33ribu (dollar) untuk itu bapak ibu dengan segala hormat tolong bantu kami. Saya yakin kita berkepentingan semua ini, calon jemaah mungkin saudara bapak ibu, Rp44 juta kurang lebih nambah dari setoran awal Rp25 juta," paparnya. 

"Jadi saya sangat berharap target kami haji ini di bawah Rp85 juta. Artinya jangan diharapkan BPKH, tapi komponen ini yang harus diturunkan. Setidaknya penerbangan dibawah Rp27 juta," kata John Kennedy Azis. 

Diketahui, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan biaya haji 2023 sebesar Rp69.193.733,60. Jumlah tersebut  adalah 70 persen dari usulan rata-rata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang mencapai Rp98.893.909,11. Dibanding dengan tahun sebelumnya, usulan BPIH 2023 naik Rp514.888,02.  

Menurut Yaqut, secara komposisi ada perubahan signifikan antara komponen Bipih yang harus dibayarkan jemaah dan komponen yang anggarannya dialokasikan dari nilai manfaat (optimalisasi).

Yaqut menjelaskan, BPIH 2022 sebesar Rp98.379.021,09 dengan komposisi Bipih sebesar Rp39.886.009,00 atau 40,54 persen dan nilai manfaat (optimalisasi) sebesar Rp58.493.012,09 59,46 persen. 

Sementara usulan Kemenag untuk BPIH 2023, sebesar Rp98.893.909,11 dengan komposisi Bipih sebesar Rp69.193.734,00 70 persen dan nilai manfaat (optimalisasi) sebesar Rp29.700.175,11 30 persen.

Adapun komponen yang dibebankan langsung kepada jemaah, digunakan untuk membayar enam hal. Pertama, biaya penerbangan dari embarkasi ke Arab Saudi (PP) sebesar Rp33.979.784,00. Kedua, akomodasi Makkah Rp18.768.000,00, ketiga untuk akomodasi Madinah Rp5.601.840,00.  

Keempat, biaya hidup atau living cost Rp4.080.000,00, kelima, Visa Rp1.224.000,00. Keenam, paket layanan Masyair Rp5.540.109,60.