15 Tahun Memimpin Jerman, Angela Merkel Merasa Masalah COVID-19 Paling Sulit
Angela Merkel (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Kanselir Jerman Angela Merkel mengungkapkan, pandemi COVID-19 menjadi masa-masa tersulit dalam 15 tahun kepemimpinannya. Ia mengungkapkan hal itu pada pidato akhir tahun. Dalam kesempatan itu Merkel juga menyebut upaya vaksinasi massal yang akan dimulai jadi harapan baru bagi rakyat Jerman.

“Izinkan saya memberi tahu Anda kesimpulan pribadi: dalam sembilan bulan pemilihan parlemen akan berlangsung dan saya tidak akan mencalonkan diri lagi. Oleh karena itu, hari ini kemungkinan besar terakhir kali saya dapat menyampaikan sebuah pidato tahun baru untukmu,” ungkap Merkel dikutip Reuters, Kamis, 31 Desember.

“Saya pikir saya tidak melebih-lebihkan ketika saya berkata: tidak pernah dalam 15 tahun terakhir kami menemukan tahun yang lama begitu berat. Terlepas dari semua kekhawatiran, kami menantikan tahun baru dengan begitu banyak harapan,” ujar Merkel.

Beruntung, upaya Merkel melawan COVID-19 didukung mayoritas rakyat Jerman. Mereka menganggap Merkel menjadi sosok yang dapat membuat COVID-19 tertangani dengan baik. Mereka juga tampak setuju dengan tindak penguncian dan percepatan vaksinasi yang digelorakan Merkel untuk mengatasi gelombang kedua COVID-19.

Namun kepemimpinannya bukan tanpa kritik. Kelompok fisikawan Jerman misalnya, menyebut kepemimpinan Merkel untuk mengatasi COVID-19 memang cukup baik di periode pertama, tapi kedodoran di gelombang kedua.

"Saya hanya bisa membayangkan betapa pahitnya perasaan orang-orang terkasih yang berduka karena kehilangan akibat COVID-19 atau yang harus berjuang melawan dampak penyakit ketika virus itu diperdebatkan dan disangkal oleh beberapa orang yang tidak memiliki harapan," kata Merkel.

“Teori konspirasi tidak hanya salah dan berbahaya, tapi juga sinis dan kejam,” tambahnya. "Saya juga akan divaksinasi saat giliran saya tiba."