Jerman Sempat Tunda Vaksinasi COVID-19 karena Suhu Vaksin Kurang Dingin
Ilustrasi (Unsplash/Daniel Schludi)

Bagikan:

JAKARTA - Beberapa kota di Jerman menunda vaksinasi COVID-19 setelah mendapati sekitar 1.000 vaksin kurang dingin saat transit. Staf medis menemukan suhu dalam satu kotak pendingin vaksin dari Pfizer/BioNTech ini meningkat sampai 15 derajat Celsius, padahal suhu maksimal yang ditentukan produsen yakni 8 Celsius. 

"Saat membaca penunjuk suhu yang disertakan dalam kotak pendingin, timbul keraguan tentang kepatuhan terhadap persyaratan pendingin," kata juru bicara distrik Lichtenfels di utara negara bagian terbesar Jerman, Bavaria, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

Pemerintah Upper Franconia, Bavaria, wilayah yang mengalami masalah tersebut, menuturkan BioNTech membereskan vaksin pada Minggu 27 Desember malam. “BioNTech telah memastikan kualitas suntikan vaksin,” kata juru bicara Upper Franconia. “Program vaksinasi dapat dimulai (di wilayah Upper Franconia).”

Sebelumnya, BioNtech mengatakan mereka bertanggung jawab atas pengiriman ke 25 pusat distribusi di Jerman. Negara bagian federal dan otoritas lokal bertanggung jawab atas pengirim ke pusat vaksinasi dan tim vaksinasi keliling. 

"Di sinilah terjadi variasi suhu. Kami berhubungan dengan banyak otoritas untuk memberikan nasihat, namun terserah mereka bagaimana melanjutkannya," kata juru bicara BioNTech. 

Dalam presentasi Desember, BioNTech menjelaskan vaksin yang sudah dikeluarkan dari freezer bisa bertahan hingga lima hari pada suhu 2 hingga 8 Celsius dan sampai dua jam pada suhu hingga 30 Celsius sebelum digunakan.

Mengapa vaksin harus dingin?

Vaksin Pfizer ini menggunakan teknologi mRNA yang harus disimpan pada suhu sekitar -70 derajat Celsius sebelum dikirim ke pusat distribusi dalam kotak pendingin yang dirancang khusus. Setelah keluar dari penyimpanan yang super dingin itu, vaksin harus disimpan pada 2 hingga 8 Celsius agar tetap efektif hingga lima hari.

Sebelumnya Uni Eropa meluncurkan kampanye vaksinasi COVID-19 massal pada Minggu 27 Desember dengan para pensiunan dan petugas medis mengantre untuk mendapatkan suntikan pertama. Uni Eropa tengah gencar menangani pandemi yang telah melumpuhkan ekonomi dan merenggut lebih dari 1,7 juta jiwa di seluruh dunia.

Penundaan vaksinasi di Jerman menyoroti tantangan dalam penyebaran vaksin sementara regulator meninjau persetujuan vaksin dari perusahaan lain. Termasuk yang dibuat oleh Moderna dan AstraZeneca, yang lebih mudah untuk dibawa dan disimpan.

Peluncuran vaksin Pfizer di Amerika Serikat (AS) berjalan lambat sehingga membuat target pemerintah untuk 20 juta vaksinasi bulan ini diragukan. Rumah sakit telah menavigasi persiapan vaksin yang sebelumnya dibekukan untuk digunakan, memiliki staf untuk menjalankan klinik dan memastikan jaga jarak sosial yang tepat.

Di Jerman, masalah suhu juga menunda dimulainya kampanye vaksinasi di distrik selatan Bavaria, Augsburg dan Dillingen, di mana staf kesehatan akhirnya mendapat izin dari BioNTech untuk menggunakan suntikan. Kampanye vaksinasi Jerman secara resmi dimulai pada Minggu 27 Desember yang dimulai dengan penyuntikan terhadap penghuni panti jompo. 

Pemerintah Jerman berencana untuk mendistribusikan lebih dari 1,3 juta dosis vaksin kepada otoritas kesehatan lokal pada akhir 2020. Sementara, mulai Januari 2021 targetnya sekitar 700.000 orang per minggu.