KUPANG - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, menambah personel untuk mengawasi lalu lintas warga di pelabuhan laut guna mencegah masuknya penyakit African Swine Fever (ASF) ke daerah itu.
"Personel atau petugas kami tambah satu hingga dua orang untuk membantu yang sudah ada di lima titik pelabuhan yaitu Kota Lewoleba, Waijarang, Wulandoni, Balauring, dan Buyasuri," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata Kanisius Tuaq ketika dihubungi dari Kupang, Antara, Jumat, 20 Januari.
Kanisius menjelaskan personel yang ditempatkan di pelabuhan sebagai pintu masuk jalur laut di Lembata melakukan pemeriksaan terhadap barang yang dibawa warga yang turun dari kapal.
Salah satu jalur masuk yang diawasi secara ketat yaitu kapal-kapal dari wilayah Kabupaten Flores Timur yang diketahui sudah ada kasus penyakit ASF.
Ia mengatakan para personel juga bertugas menyampaikan imbauan melalui fasilitas pengeras suara di mobil operasional Dinas Komunikasi dan Informatika ketika kapal-kapal bersandar di Pelabuhan Lewoleba.
Kanisius mengatakan hingga saat ini Kabupaten Lembata masih bebas dari penyakit ASF pada ternak babi sehingga pemerintah daerah terus memperkuat dari sisi pencegahan.
Selain sejumlah langkah tersebut, kata dia, pihaknya juga tidak mengizinkan pengadaan ternak babi dari pemerintah desa.
"Jadi ada pemanfaatan anggaran Dana Desa untuk belanja ternak babi yang diambil dari luar tidak kami kasih izin atau rekomendasi," katanya.
BACA JUGA:
Kanisius menambahkan pemerintah daerah sudah mengeluarkan larangan bagi setiap orang untuk membawa ternak babi maupun produk berbahan daging babi dari luar daerah serta mengimbau warga untuk melakukan langkah pencegahan seperti membersihkan ternak babi serta kandang dan lainnya untuk mencegah penularan ASF.