Jangan Panik Virus Demam Babi Afrika, Kenali Virus dan Cara Penanganannya!
Ilustrasi babi (unsplash)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Jangan panik virus demam babi Afrika, kenali virus dan cara penanganannya! Hal pertama yang perlu diketahui adalah fakta bahwa flu babi Afrika tidak sama dengan flu babi.

Flu babi Afrika atau african swine fever (ASF) merupakan virus yang menyerang babi, baik babi hutan liar maupun babi ternak. Flu ini berasal dari virus family asfarviridae.

Dikutip dari Antara, untuk kasus di Asia, virus demam babi Afrika pertama kali menjangkit negara China. Setelah itu, wabah meluas sampai ke Kamboja, Vietnam, dan Timor Leste.

Gejala penyakit flu babi Afrika

Dilansir The Guardian, ASF merupakan penyakit virus babi yang sangat menular. Gejala paling umum dari serangan virus ini yang pada bentuk akut adalah babi bersuhu tinggi serta kehilangan nafsu makan.

Gejala yang lain adalah muntah, diare, dan kesulitan bernafas serta berdiri. Penyakit ini belum ditemukan cara untuk mengobatinya. Penyakit ini berisiko punya tingkat kematian 100 persen dalam keadaan tertentu, tetapi tak sama dengan flu babi.

Flu babi Afrika bagi manusia

Flu ini tidak berbahaya bagi manusia. Virus ASF hanya menyerang babi—binatang. Orang yang mengonsumsi babi yang terserang virus ini juga tidak mendapatkan gangguan kesehatan akibat virus ASF.

Meski begitu, seorang dokter sanitasi di Rusia, Gennady Onishchenko, mengingatkan bahwa fisiologi babi dekat dengan fisiologi manusia. Oleh sebab itu, mutasi virus ia nilai berbahaya bagi manusia.

Flu babi Afrika bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan binatang yang telah terinfeksi. Babi hutan diidentifikasi sebagai salah satu kemungkinan penyebab penyebaran virus. Selain itu, virus juga bisa menyebar melalui serangga, misalnya kutu.

Vaksin masih belum ditemukan untuk virus ini. Cara yang bisa dilakukan untuk menghindari serangan virus adalah biosecurity atau keamanan biologi, yaitu menjauhkan babi dari sumber virus.

Selain itu, pemilik ternak babi juga perlu memastikan bahwa pakan ternak, lingkungan, dan peralatan untuk memelihara babi tidak terkontaminasi virus ASF.

Perlu diketahui, meski mengonsumsi daging babi yang terpapar virus ASF tidak menyebabkan gangguan kesehatan (manusia), daging babi berpeluang mengandung parasit, bakteri, atau virus yang lain, misalnya virus hog cholera atau virus hepatitis E. Oleh sebab itu, manusia tetap harus berhati-hati jika ingin menjaga kesehatan tubuh.

Selain mengenali virus demam babi Afrika dan cara penanganannya, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!