Bagikan:

JAKARTA - Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Hari Rabu, kompleks industri militer Rusia yang kuat dan sukses meningkatkan produksinya, menjadi salah satu dari tiga kunci Rusia menangi peperangan di Ukraina.

Dikatakan olehnya, kompleks industri militer Rusia menghasilkan rudal pertahanan udara sebanyak yang digabungkan oleh semua produsen dunia. Selain itu, Presiden Putin mencatat sejumlah komponen lain yang meyakinkannya akan kemenangan Rusia.

"Dari sudut pandang hasil akhir dan kemenangan, yang tidak dapat dihindari, ada beberapa hal yang menjadi dasar kemenangan kita. Persatuan dan solidaritas rakyat Rusia, keberanian dan kepahlawanan dari pejuang kami dalam operasi militer khusus dan di garis depan. Dan, tentu saja, operasi kompleks industri militer, perusahaan seperti milik Anda," ujar Presiden Putin saat berkunjung ke Pabrik Negara Obukhov (anak perusahaan Almaz-Antey), dilansir dari TASS 19 Januari.

Lebih lanjut Presiden Putin mengatakan, perusahaan senjata Rusia memproduksi rudal anti-pesawat dalam jumlah yang hampir sama dengan gabungan seluruh dunia, dan tiga kali lebih banyak dari Amerika Serikat.

"Kemenangan sudah pasti, saya tidak meragukannya," ujar Presiden Putin, seperti mengutip Reuters.

Sebelumnya, Presiden Putin menghadiri sebuah acara dengan para veteran untuk memperingati 80 tahun pencabutan pengepungan Perang Dunia Kedua di kota asalnya, yang saat itu dikenal sebagai Leningrad, yang telah diblokade oleh pasukan Nazi Jerman selama hampir 900 hari.

Dia mengatakan kepada para veteran, Rusia bertempur di Ukraina untuk membela etnis Rusia dan penutur bahasa Rusia, yang menurut Moskow tunduk pada diskriminasi sistematis di Ukraina.

Kyiv menolak tuduhan itu dan mengatakan Moskow menggunakannya sebagai dalih untuk perampasan tanah bergaya kolonial.

"Apa yang kami lakukan hari ini, termasuk dengan operasi khusus kami, adalah upaya untuk menghentikan perang ini dan melindungi rakyat kami yang tinggal di wilayah ini," sebut Presiden Putin.

"Ini adalah wilayah sejarah kami," tandasnya, merujuk pada fakta bahwa sebagian besar Ukraina saat ini pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia.