JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan bahwa Sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memiliki peran penting dalam memastikan relevansi ASEAN dan berharap agar lembaga itu dapat diperkuat di bawah keketuaan Indonesia.
Hal itu dikatakan Menlu Retna usai acara serah terima jabatan oleh Sekretaris Jenderal ASEAN yang lama dengan Sekjen yang baru di Jakarta, Senin, 9 Januari.
Menurut Retno, selama masa keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023, Indonesia akan meningkatkan kerja sama dengan ASEAN untuk memastikan relevansi perhimpunan tersebut, baik di tingkat regional maupun di tingkat global.
“Karena tantangan tidak hanya dari kawasan, tetapi juga dari luar. Untuk menjadikan ASEAN yang kuat dan relevan, tidak mungkin Sekretariat ASEAN tidak diperkuat,” ujarnya.
Menlu pun berharap agar selama keketuaan Indonesia, Sekretariat ASEAN dapat diperkuat termasuk dari segi data dan riset sehingga dapat memberikan masukan yang menjadi bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan para pemimpin anggota ASEAN.
“Kita perlu memperkuat ASEAN untuk menghadapi tantangan,” tambahnya.
Adapun dalam pidatonya, Menlu Retno mengatakan ASEAN ke depannya akan menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan menguji relevansi organisasi regional itu.
Secara internal, ASEAN masih menghadapi tantangan terkait krisis di Myanmar, di mana implementasi konsensus berisi lima poin yang disetujui oleh para pemimpin negara-negara ASEAN belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.
BACA JUGA:
Sementara itu, secara eksternal ASEAN dihadapkan dengan rivalitas di kawasan yang kian memanas dan menjadi ancaman bagi sentralitas ASEAN.
Ada pula resesi yang menghantui dan membawa ancaman bagi pertumbuhan ekonomi regional.
“Ini adalah alasan besar dibalik keputusan Indonesia untuk memilih tema keketuaan “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Tidak ada pilihan selain untuk memastikan bahwa ASEAN tetap relevan guna menghadapi berbagai isu politik, regional, dan global,” ucapnya.
Retno pun menegaskan ASEAN harus menjadi penggerak dalam menyuarakan dinamika geopolitik baru, dan pada saat yang bersamaan, harus menjadi pusat pertumbuhan.