Bagikan:

JAKARTA - Eks Karo Paminal Divisi Propam Polri Hendra Kurniawan menyebut banyak anggota Koprs Bhayangkara yang terperdaya skenario Ferdy Sambo di kasus tewasnya Brigadir J. Pun dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Pernyataan itu disampaikan Hendra saat dipertanyakan ada tidaknya skenario lain yang dibuat Ferdy Sambo.

"Intinya tidak ada skenario, kita semua kena prank. Jangankan saya, Pak Kapolri aja kena (bohong) kan, begitu aja," ujar Henda dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 5 Januari.

Terlepas dari hal itu, Hendra menyebut sempat percaya dengan skenario itu karena Ferdy Sambo menceritakan adanya aksi pelecehan terhadap Putri Candrawathi.

Terlebih, eks Kadiv Propam itupun sudah menceritakan skenario itu kepada Kapolri.

"Pada saat itu ya, ya semua kita percaya. Bagaimana tidak percaya, karena kan sudah dilaporkan juga ke pimpinan Polri, dilaporkan ke pimpinan Polri yang percaya sama cerita FS itu," sebutnya.

Dari laporan itu, Kapolri juga memberi perintah kepadanua dan eks Karo Provos Divpropam Polri, Benny Ali untuk menangani kasus kematian Brigadir J dengan profesional.

"Ada perintah kepada kita berdua sama Pak Benny Ali supaya ini ditangani secara profesional dan prosedural, tidak melihat kejadiannya di rumah Kadiv Propam," kata Hendra.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut telah berulangkali dibohongi Ferdy Sambo mengenai rangkaian peristiwa pembunuhan berencana terhadap Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Diakui Kapolri Sigit, Sambo sudah bohong kepadanya sebanyak lima kali.

Kebohongan Sambo kepada pimpinan Korps Bhayangkara itu dimulai sejak awal kasus pembunuhan berencana itu mencuat.

"Ya termasuk saya juga di awal dibohongi," ucap Jenderal Sigit dikutip dari acara Kick Andy di Metro TV, pada Selasa, 20 September. Saat itu, Sigit meminta anak buahnya itu berkata jujur. Tapi, Sambo tetap bertahan dengan alibinya.

Kepada Kapolri, Sambo selalu menyebut Brigadir J tewas akibat baku tembak dengan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E.

"Tapi saya sampaikan kepada yang bersangkutan untuk bicara jujur pada saat itu, dia menyampaikan bahwa faktanya seperti itu," ungkapnya.

Kebohongan Sambo, kata Sigit, terus berulang. Setiap kali dipertanyakan kejadian sebenarnya, dia selalu berkilah dan menyakini bahwa tak terlibat.

Bahkan, ketika akan dikirim ke tempat khusus (patsus) Sambo tetap tak berkata jujur.

Padahal, dari hasil penyelidikan dan penyidikan sudah ditemukan petunjuk dan informasi yang mengarah keterlibatan Sambo di kasus pembunuhan Brigadir J.

"Saya tanya berkali-kali mungkin sampai 5 kali sampai terakhir pada saat mau kita patsuskan, dia masih mempertahankan," ucap Sigit.

"Walaupun itu sudah banyak keterangan-keterangan yang kemudian kita dapatkan yang berubah ya, termasuk Bharada E termasuk saudara yang lain-lain kuat dan sebagainya," sambungnya