JAKARTA - Paus Fransiskus memimpin pemakaman mantan Paus Benediktus XVI pada Hari Kamis, menyampaikan homili dalam Misa Requiem di hadapan puluhan ribu pelayat di lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Dengan suara lonceng berdentang, 12 pengusung jenazah telah membawa peti mati kayu berisi jenazah Benediktus dari Basilika Santo Petrus dan meletakkannya di halaman depan gereja.
Tepuk tangan pecah di lapangan terbuka berbatu yang diselimuti kabut, sebagai tanda penghormatan kepada mendiang Paus Benediktus XVI, pahlawan konservatif Katolik Roma yang mengejutkan dunia dengan mengundurkan diri hampir satu dekade lalu, melansir Reuters 5 Januari.
Dalam homilinya, Paus Fransiskus menggunakan lebih dari selusin referensi alkitabiah dan tulisan-tulisan Gereja di mana dia muncul, termasuk kata terakhir Yesus sebelum dia wafat di kayu salib: "Bapa, ke dalam Tangan-Mu aku persembahkan nyawaku."
Paus Fransiskus juga menyebut Benediktus secara tidak langsung dalam kutipan referensi Alkitab lainnya tentang Yesus, termasuk "cinta berarti siap menderita" dan bahwa jemaat "mempercayakan saudara kita ke tangan Bapa".
Dalam Misa yang diikuti oleh 125 kardinal, 200 uskup dan sekitar 3.700 imam, Paus Fransiskus berbicara tentang "kebijaksanaan, kelembutan dan pengabdian yang dia (Paus Benediktus) berikan kepada kita selama bertahun-tahun".
Dia menyebut nama Benediktus hanya sekali, di baris terakhir, dengan mengatakan: "Benediktus, teman setia Yesus, semoga sukacitamu sempurna saat kamu mendengar suaranya, sekarang dan selamanya!"
Pendeta dari seluruh dunia, segelintir kepala negara dan ribuan umat menghadiri upacara tersebut saat matahari perlahan menembus kabut.
Lebih dari 1.000 personel keamanan Italia membantu mengamankan pemakaman tersebut, dan ruang udara di sekitar Tahta Suci ditutup untuk hari itu. Italia memerintahkan agar bendera di seluruh negeri dikibarkan setengah tiang.
Sebelumnya, orang-orang dari seluruh dunia mulai berdatangan di kegelapan malam, untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Paus Benediktus XVI.
"Meskipun pada usia kami, kami masih anak-anak ketika dia menjadi paus, dia meninggalkan jejaknya," kata Xavier Mora, 24, seorang warga Spanyol yang belajar untuk menjadi imam di Roma, kepada Reuters saat dia mendekati alun-alun bersama dua seminaris lainnya.
"Kami telah mempelajari teologinya selama tiga tahun dan meskipun kami tidak mengenalnya secara pribadi, kami sangat menyayangi dan menghargainya," katanya.
Sekitar 200.000 orang telah memberikan penghormatan terakhir dan doa bagi Paus Benediktus XVI saat persemayaman hingga Rabu malam.
Catatan tentang Kepausan Benediktus XVI, bersama dengan barang-barang lainnya, termasuk koin Vatikan yang dicetak pada masa pemerintahannya, juga dimasukkan ke dalam peti mati.
Kisah hidup dan Kepausannya, yang ditulis dalam bahasa Latin, mengatakan dia "berjuang dengan tegas" melawan pelecehan seksual oleh pendeta di Gereja.
BACA JUGA:
Setelah upacara pemakaman, peti mati tersebut akan dibawa kembali ke dalam basilika dan dimasukkan ke dalam peti timah sebelum disegel dalam peti kayu lain.
Diketahui, karena Paus Benediktus XVI tidak lagi menjadi kepala negara saat meninggal, hanya dua negara, Italia dan negara asalnya Jerman, yang mengirimkan delegasi resmi pada pemakaman hari ini.