Pertama Dalam 100 Tahun, Paus Ingin Dimakamkan di Luar Vatikan dan Sederhanakan Upacara Pemakaman
Paus Fransiskus. (Wikimedia Commons/Xonn)

Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Gereja Katolik dunia Paus Fransiskus ingin menyederhanakan upacara pemakaman kepausan yang rumit dan menjadi Paus pertama yang dimakamkan di luar Vatikan lebih dari satu abad terakhir.

Paus yang akan berusia 87 tahun pada akhir pekan ini, mengungkapkan rencana pemakamannya dalam sebuah wawancara dengan televisi N+ Meksiko pada Selasa malam, untuk memperingati Bunda Maria dari Guadalupe.

Dalam wawancara dengan koresponden jaringan tersebut di Vatikan yang direkam sebelum Paus memimpin Misa di Basilika Santo Petrus, Paus Fransiskus tampaknya telah pulih dari penyakit bronkitisnya, melansir Reuters 13 Desember.

Dia sering tertawa ketika membahas topik-topik seperti kesehatannya, migrasi, hubungannya dengan mendiang Paus Benediktus XVI dan rencana perjalanan. Ia mengatakan kesehatannya baik, namun memohon didoakan seiring dengan terus bertambah usianya.

Paus Fransiskus mengungkapkan, ia telah berbicara dngan pemimpin liturgi kepausan dan kepala Paduan Suara Kapel Sistin Uskup Agung Diego Ravelli, untuk menyederhanakan upacara Pemakaman Kepausan yang rumit.

Keinginan itu sejalan dengan kesederhanaan Paus Fransiskus. Sejak terpilih tahun 2013, Ia tidak mengenakan jubah atau jubah berwarna merah tua dengan hiasan bulu, dan juga tidak mengenakan salib emas, namun tetap mengalungkan kalung berlapis perak pudar yang sama seperti yang ia gunakan saat menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires.

Ia juga belum pernah menggunakan "sepatu nelayan" berwarna merah mewah yang digunakan para pendahulunya. Dia menyimpan sepatu hitam sederhana yang selalu dia gunakan dan memakai jam tangan plastik, yang belakangan sudah dilelang untuk amal.

Paus Fransiskus juga mengatakan, seiring dengan ketaatannya pada Bunda Maria, Ia memutuskan untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore Roma. Itu merupakan rumah doa Paus Fransiskus setiap sebelum dan sesudah perjalanan keluar negeri. Adapun misa pemakamannya sendiri diperkirakan akan diadakan di Lapangan Santo Petrus.

Keinginan Paus Fransiskus ini akan mengikuti jejak Paus terakhir yang dimakamkan di luar Vatikan, Leo XIII. Ia wafat pada tahun 1903 dan dimakamkan di Basilika St. Yohanes Lateran, Roma, Italia. Sementara, Paus lainnya pada rentang waktu tersebut dimakamkan di bawah Basilika Santo Petrus di Vatikan.

Paus Fransiskus mengatakan ia siap untuk mengundurkan diri, seperti yang dilakukan Paus Benediktus XVI pada tahun 2013, jika kesehatannya memburuk. Namun, ia juga percaya bahwa pengunduran diri Paus tidak boleh menjadi hal yang biasa.

"Saya merasa baik-baik saja, saya merasa membaik. Kadang-kadang saya diberitahu bahwa saya tidak berhati-hati karena saya ingin melakukan sesuatu dan bergerak. Saya kira itu pertanda baik, bukan? Saya cukup baik," ujarnya ketika ditanya mengenai kondisi kesehatannya.

Diketahui, Paus Fransiskus membatalkan perjalanan ke Dubai bulan ini untuk menghadiri KTT Iklim COP28 akibat bronkitis. Sebelumnya, Ia menjalani operasi pada Bulan Juni untuk memperbaiki hernia perut dan tampaknya telah pulih sepenuhnya dari operasi tersebut.

Paus juga berharap dapat melakukan tiga perjalanan tahun depan, yakni Polinesia, Belgia, serta kunjungan pertama ke kampung halamannya, Argentina, sejak terpilih pada tahun 2013.