JAKARTA - Iran tegas memperingatkan Prancis Hari Rabu akan memberikan tanggapan, setelah kartun "menghina" yang menggambarkan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei diterbitkan di majalah satir Charlie Hebdo.
Mingguan itu menerbitkan lusinan kartun pada hari yang sama yang mengolok-olok tokoh agama dan politik tertinggi Iran.
Majalah itu mengatakan, kartun tersebut bagian dari kompetisi yang diluncurkan pada Bulan Desember, untuk mendukung protes yang disebabkan oleh kematian Mahsa Amini (22) pada 16 September dalam tahanan polisi moral Iran.
"Tindakan menghina dan tidak senonoh dari publikasi Prancis dalam menerbitkan kartun melawan otoritas agama dan politik tidak akan berjalan tanpa tanggapan yang efektif dan tegas," cuit Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, dilansir dari The National News 5 Januari.
"Kami tidak akan membiarkan pemerintah Prancis melampaui batasnya. Mereka pasti telah memilih jalan yang salah," tandasnya.
Majalah Prancis mengatakan kontes itu bertujuan "untuk mendukung perjuangan rakyat Iran yang berjuang untuk kebebasan mereka".
Terkait itu, Iran memanggil utusan Prancis untuk Teheran pada Hari Rabu, untuk memprotes penerbitan kartun tersebut, lapor media pemerintah Iran.
"Republik Iran tidak menerima penghinaan terhadap kesucian dan nilai-nilai Islam, agama, dan nasionalnya dengan cara apa pun," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani kepada utusan Prancis pada Hari Rabu, menurut TV pemerintah, seperti mengutip Reuters.
BACA JUGA:
Kementerian Luar Negeri Prancis tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait hal ini.
Diketahui, otoritas Iran mengatakan ratusan orang, termasuk anggota pasukan keamanan, telah tewas dan ribuan ditangkap dalam apa yang mereka sebut "kerusuhan", menuduh kekuatan asing yang bermusuhan dan kelompok oposisi memicu kerusuhan.
Selain itu, Charlie Hebdo menerbitkan karikatur tersebut dalam edisi khusus untuk memperingati serangan mematikan di kantornya di Paris pada 7 Januari 2015, oleh penyerang yang mengatakan mereka bertindak atas nama Al Qaeda, untuk membalas keputusan majalah tersebut menerbitkan kartun Nabi. Muhammad SAW.