JAKARTA - Peneliti Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, prediksi pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5 persen di tahun depan sangat sulit tercapai.
Enny berujar, hal ini bukan tanpa alasan. Pandemi COVID-19 membuat terbatasnya penopang pertumbuhan perekonomian nasional.
"Jadi, kalau tahun 2021 prediksinya 4 sampai 5 persen, menurut saya juga terlalu optimis. Karena yang menopang untuk itu sangat terbatas, insentif atau stimulus fiskal kita juga tahu persis bagaimana kondisi kesehatan fiskal kita dan sektor moneter kita sangat fragile atau rapuh," ujarnya, dalam diskusi virtual, Rabu, 23 Desember.
Menurut Enny, jika dilihat dari dua komponen utama pertumbuhan ekonomi nasional yakni konsumsi rumah tangga dan investasi dan sekalipun ditambah oleh dukungan sektor eksternal maka pertumbuhan masih sulit untuk dicapai.
BACA JUGA:
"Sekalipun neraca perdagangan kita surplus tetapi tidak ada peningkatan di ekspor, sehingga bagaimana ini akan punya kontribusi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya.
Dengan tren yang ada, Enny memprediksi bahwa pada kuartal IV 2020 nanti pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik namun belum menyentuh level positif.
Lebih lanjut, Enny berujar, angka positif akan terlihat mulai kuartal I 2021 di mana kondisi mulai membaik. Namun masih ada kemungkinan terkoreksi paling optimis di angka 1 sampai 2 persen.
"Mungkin kontraksi ini kalau trennya terus membaik tidak ada accident di tengah jalan, faktor lain di luar ekonomi, mungkin kuartal II 2021 kita baru akan menuju pertumbuhan yang positif dan akan terus berangsur sampai akhir tahun," ucapnya.