Airlangga: Ekonomi Sudah Mulai Pulih, IHSG dan Rupiah Sudah Kembali seperti sebelum Pandemi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: Dok. BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui bahwa di 2021 nanti, masih banyak tantangan yang akan dihadapi Indonesia. Apalagi, belum ada kepastian kapan pandemi COVID-19 akan berakhir baik di maupun global.

Namun, kata Airlangga, tak hanya penuh tantangan, di tahun depan juga ada peluang peluang dalam pemulihan ekonomi nasional. Hal itu didasari oleh sinyal pemulihan yang sudah terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia.

"Di sisi ekonomi saya yakin bahwa di tahun 2021 akan penuh peluang dan tantangan. Tahun pemulihan ekonomi nasional dan global," katanya, dalam acara diskusi Menjaga Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional secara virtual, di Jakarta, Kamis, 17 Desember.

Mantan Menteri Perindustrian ini mengatakan ini mengatakan, perekonomian Indonesia telah melewati titik terendah di kuartal III dan terkontraksi minus 3,49 persen. Menurut dia, hal ini disyukuri. Sebab menurutnya, pertumbuhan tersebut lebih baik dari negara-negara lain seperti Jerman, Singapura Filipina, dan Meksiko yang terkontraksi lebih dari 4 persen.

Sedangkan, katanya, dari sisi eksternal surplus neraca perdagangan dan surplus transaksi berjalan di November 2020 mencerminkan ketahanan sektor masih kuat dan optimis terhadap prospek perekonomian nasional. Bahkan, dari sektor keuangan yang ditandai sentimen pasar membaik.

"Indikasi pertumbuhan ekonomi nasional juga berasal dari sektor keuangan, sentimen pasar membaik dan kita lihat IHSG tembus di atas 6.000 dan rupiah kembali di Rp14.100. Keduanya kembali pada kondisi sebelum terjadinya COVID-19 atau hingga pemerintah melihat ini adalah recovery yang cukup positif di capital market," katanya.

Pemerintah, kata Airlangga, terus menjaga keseimbangan antara penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi. Sedangkan dari segi kesehatan pemerintah terus berupaya untuk pengadaan vaksin.

"Sehingga tentu ini bisa meningkatkan kepercayaan publik sehingga publik bisa melakukan spending kembali ataupun meningkatkan perekonomian nasional," ucapnya.