KPC PEN: Kalau Tak Dibantu Pemerintah, Indonesia Akan Alami Resesi yang Dalam dan Lama
Ilustrasi. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Raden Pardede mengatakan, pemerintah saat ini tengah betul-betul serius dalam penanganan kasus COVID-19. Kata dia, intervensi dari sisi kesehatan ini perlu dilakukan dengan maksimal, jika ditangani setengah-setengah maka bukan tidak mungkin Indonesia mengalami second wave atau gelombang kedua.

Jika Indonesia mengalami gelombang kedua COVID-19 dan pemerintah tidak serius melakukan intervensi pengendalian di sektor kesehatan, maka dampaknya akan sangat fatal. Menurut Raden, bisa menyebabkan resesi ekonomi yang berkepanjangan.

Seperti diketahui, saat ini Indonesia secara teknikal sudah masuk ke jurang resesi. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi dua kuartal berturut-turut yakni di minus 5,32 persen di kuartal II dan minus 3,49 persen di kuartal III.

"Kalau dilakukan pengetatan yang sangat dalam tanpa intervensi pemerintah, resesi kita akan sangat dalam dan cukup lama," katanya, dalam acara diskusi Menjaga Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional secara virtual, di Jakarta, Kamis, 17 Desember.

Karena itu, kata Raden, pemerintah melakukan intervensi dalam hal mengatasi upaya belanja di tingkat masyarakat. Khususnya, kata dia, belanja dari kelompok menengah ke bawah.

"Mereka masih bisa hidup, belanja barang-barang esensial mereka. Itu yang kita lakukan makanya kita buat social safety net. Juga kita bantu jaring pengaman sektor riil terutama untuk UMKM. Ini adalah strategi kedua yang dilakukan pemerintah," ucapnya.

Menurut Raden, semua intervensi yang dilakukan pemerintah merupakan upaya untuk bisa bertahan dan pulih dari tekanan pandemi COVID-19. Ia berujar, saat ini Indonesia sudah melewati kondisi yang paling buruk, dan mencoba pemulihan.

"Masih pelan, kita harus akui itu dan ini akan terjadi sampai dengan vaksinasi. Kita harus sabar, dan dunia mengalami ini semua. Jadi persoalan ini kita alami, pandemi ini kita hadapi sampai tahun depan dengan harapan kalau kita bisa vaksinasi hampir 70 persen penduduk, maka imunitas berkelompok kita menjadi kuat. Baru setelah itu maka kita bisa normal kembali. Artinya kita bisa melakukan kegiatan kita seperti yang dulu," jelasnya.