Bicara Kerja Keras, Mensos Risma Cerita Perjuangannya Tutup Lokalisasi Dolly hingga Diancam Pakai Ular
Sertijab Mensos Ad Interim Muhadjir Effendy ke Tri Rismaharini (Risma)/DOK. Kemensos

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) mengajak jajaran Kementerian Sosial menyatukan semangat dan langkah bersama. Risma mengingatkan, peran Kemensos sangat penting dan ditunggu masyarakat.

“Mungkin yang kita kerjakan sepertinya ringan. Kita tidak menyadari punya peran sangat penting. Seperti tanda tangan surat atau apa. Memberikan bantuan itu jangan salah ya. Mereka yang dibantu ini sangat senang. Biar pun Rp100 ribu itu sangat berarti. Bagi kita mungkin kecil. Tapi bagi masyarakat itu besar sekali,” kata Mensos Tri Rismaharini dalam sambutannya usai serah terima jabatan (sertijiab) dengan Mensos Ad Interim Muhadjir Effendy di kantor Kementerian Sosial dikutip dari keterangan Kemensos, Rabu, 23 Desember.

Sertijab dilakukan setelah pelantikan Risma di Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo pada pagi hair. Saat sertijab, Mensos Ad Interim Muhadjir Effendy berpesan fokus pemerintah ke masih terkait penanganan dampak pandemi COVID-19. Selain itu, Muhadjir Effendy juga menekankan fokus pemerintah untuk menekan angka kemiskinan sampai level “zero poverty”.

Sementara Risma mengingatkan, penanganan terhadap Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) bukan pekerjaan mudah. Seperti yang lakukan sebagai Wali Kota Surabaya dalam menangani berbagai jenis PPKS seperti gelandang, pengemis, pengamen, atau pun prostitusi.

Risma mencontohkan, bagaimana menangani gelandangan dan pengemis yang ternyata 98 persen bukan warga Surabaya.

“Mereka ini 98 persen bukan orang Surabaya. Sekarang ini Surabaya ini bersih dari pengemis, pengamen atau gelandangan. Saya memang ngga boleh. Kalau bisa dibantu, mereka tidak perlu jambret, nodong. Karena sudah bisa dapat uang,” katanya.

Bagaimana hal ini bisa terjadi, menurut Mensos, sepenuhnya tergantung pada diri kita sendiri. 

“Tergantung kita. Bagaimana kita bekerja. Kalau hanya kita bekerja sesuai dengan hati kita. Saya merawat sendiri anak-anak berkebutuhan khusus dari kecil. Dengan mata kita, dengan tangan kita, dengan hati kita, kita bisa menolong orang lain,” katanya.

Data Kemiskinan dan Realisasi Anggaran

Kepada jajaran Kemensos, Risma juga mengingatkan agar bekerja efisien, terutama dalam pengelolaan anggaran. Ia mengetahui, anggaran untuk pembaruan Data Terpadu Kesejaahteraan Sosial (DTKS) mencapai Rp1,2 triliun.

“Ini anggaran bukan besar sekali. Tapi buuesaaar sekali. Jadi harus bisa dikelola dengan baik dan efisien. Bila bisa dikelola dengan baik, dan efisien, sisanya bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain,” katanya.

Mensos meminta jajarannya tidak ragu bekerja dengan sepenuh hati, tulus, dan ikhlas, meskipun berat.

“Seperti saya menutup (kompleks prostitusi) Dolly. Berat itu sekali. Saya diancam, dikasih ular, rumah saya dibakar, dan saya diperkarakan di pengadilan. Tapi di pengadilan orang Dolly yang bantu saya. Maka kalau kita berbuat baik, Allah akan memberikan balasannya,” katanya.

Mensos Risma juga menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo agar dirinya menuntaskan penyaluran bantuan sosial baik di akhir tahun maupun awal tahun 2021, dan juga pemutakhiran DTKS.

“Realisasi anggaran awal tahun itu penting untuk mengerakkan roda perekonomian,” katanya.

Untuk memperkuat perekonomian masyarakat, Mensos Risma akan memberikan perhatian kepada penguatan perekonomian. Ke depan, Risma akan menanamkan kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang ingin mendapat penghasilan dengan harus bekerja, bukan meminta-minta.

Dengan tantangan yang berat, Risma mengajak jajarannya untuk bergandeng tangan. Risma ingin membangun kebersamaan dan tidak ada sekat.