Bagikan:

JAKARTA - Luiz Inacio Lula da Silva dilantik sebagai presiden Brasil pada Hari Minggu, bersumpah akan melakukan perubahan drastis untuk menyelamatkan negara yang dilanda kelaparan, kemiskinan dan rasisme.

Setelah pengambilan sumpah, Presiden Lula mengendarai Rolls-Royce atap terbuka ke Istana Planalto, di mana dia berjalan menaiki tanjakannya bersama istrinya dan kelompok yang beragam, termasuk Kepala Raoni Metuktire dari suku Kayapó.

Lula kemudian diserahkan selempang kepresidenan - tindakan simbolis yang sangat besar di Brasil yang berulang kali dikatakan Bolsonaro tidak akan pernah dia lakukan - oleh Aline Sousa, seorang pemulung kulit hitam.

Dalam pidato berikutnya, dia berjanji untuk menyatukan negara yang terpolarisasi dan memerintah untuk semua orang Brasil.

"Tidak ada yang tertarik dengan negara yang selalu berperang, atau keluarga yang hidup dalam ketidakharmonisan," ujar Presiden Lula, melansir Reuters 2 Januari.

"Tidak ada dua Brasil. Kami adalah satu negara, satu bangsa yang hebat."

Presiden Lula mengatakan dia akan berhati-hati secara fiskal, tetapi memperjelas bahwa fokus utamanya adalah mengakhiri kelaparan dan mempersempit ketidaksetaraan yang merajalela.

Dia juga mengatakan bertujuan untuk meningkatkan hak-hak perempuan, serta menyerang rasisme dan warisan perbudakan Brasil.

"Ini akan menjadi ciri khas pemerintah kita," katanya.

Pada tahun-tahun sebelumnya sebagai presiden Partai Buruh (PT) dari 2003-2010, mantan pemimpin serikat pekerja mengangkat jutaan orang Brasil dari kemiskinan selama ledakan komoditas yang menopang perekonomian.

Sekarang, dia menghadapi tantangan berat untuk memperbaiki ekonomi Brasil yang stagnan, sambil juga menyatukan negara yang telah terpolarisasi dengan menyakitkan di bawah pendahulunya Jair Bolsonaro.

"Banyak yang diharapkan dari Lula. Dia akan memiliki misi yang sulit untuk memulihkan kenormalan dan prediktabilitas di Brasil, dan di atas segalanya untuk memberikan hasil yang meningkatkan kualitas hidup penduduknya dengan cepat," kata Creomar de Souza, direktur Dharma Political Risk di Brasilia.

Kemenangan pemilihan Lula menandai kembalinya politik yang menakjubkan, memenangkan masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya, setelah jeda yang membuatnya menghabiskan satu setengah tahun di balik jeruji besi.