JAKARTA - Tenaga Profesional Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Dadang Solihin menilai terdapat tiga program pemerintah yang bisa menjadi gebrakan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono jelang 100 hari menjabat.
Tiga proyek tersebut adalah kelanjutan pembangunan sodetan dari Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT), proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jakarta dari Velodrome ke Manggarai, dan penambahan stasiun KRL baru di Tanah Abang.
Mantan Deputi Gubernur DKI Jakarta periode 2019-2021 ini menilai, tiga proyek yang bersinggungan pada penanganan banjir dan kemacetan di Jakarta akan menjadi sorotan lantaran ini merupakan persoalan krusial yang butuh penanganan ekstra cepat.
"Masalah banjir dan transportasi massal sebagai agenda prioritas memang menjadi perhatian khusus Pak Heru. Wajar kalau dia meminta pengerjaannya lebih fokus dan selesai sesuai target karena ini akan jadi terobosan dan gebrakan Pak Heru menuju kota berketahanan," kata Dadang kepada wartawan, Selasa, 27 Desember.
Dalam proyek pembangunan sodetan Ciliwung, Heru telah menggelar rapat koordinasi bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk mempercepat penyelesaian sengketa lahan yang akan dibebaskan dengan warga.
"Sodetan akan menjawab soal ketahanan dari ancaman bencana (banjir)," ujar Dadang.
Sedangkan terkait kelanjutan proyek LRT, Heru Budi Hartono telah memberikan persetujuan Penyertaan Modal Daerah (PMD) sekitar Rp900 miliar lebih ke PT Jakarta Propertindo (Jakpro) pada APBD DKI Jakarta 2023.
"Kelanjutan LRT Jakarta tersebut dibutuhkan untuk mendorong masyarakat beralih ke angkutan umum dalam mobilitasnya. Apalagi, LRT Jakarta rute Velodrome-Manggarai memiliki potensi penumpang cukup tinggi karena saling terintegrasi dengan moda transportasi lainnya," urainya.
BACA JUGA:
Terkait penambahan stasiun baru di Tanah Abang yang menjadi usulan Heru Budi kepada pemerintah pusat, Dadang menilai hal ini bisa menjadi solusi atas penambahan penumpang yang cukup signifikan.
Begitu juga dengan rencana Heru yang akan menjadikan Tanah Abang sebagai kawasan berorientas transit atau transit oriented development (TOD).
"TOD ini adalah juga jadi sebuah terobosan untuk menjadikan Jakarta sebagai kota bisnis terintegrasi dari segi transportasinya sehingga lebih memudahkan. Siapa tidak mengenal Tanah Abang? maka sangat strategis jika TOD ini dibangun di kawasan itu," tandasnya.