JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyerahkan dokumen basic engineering design (BED) MRT Jakarta rute timur-barat atau east-west fase 1 tahap 1 kepada Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Setelah penyerahan ini, Budi menegaskan MRT east-west merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang harus dikawal bersama. Ditargetkan, pembangunan MRT fase 3 ini akan dibangun mulai bulan Agustus tahun 2024.
“Kementerian Perhubungan akan terus mendukung implementasi pengembangan transportasi massal berbasis rel bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Diharapkan groundbreaking dapat dilakukan pada bulan Agustus 2024,” kata Budi di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Senin, 7 Agustus.
Budi berpesan Pemprov DKI Jakarta dapat segera menunjuk institusi di bawah kendali dan kewenangannya untuk melaksanakan pembangunan proyek. Menurut Budi, hal ini perlu dilakukan agar pembangunan dapat segera dilakukan sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo.
"Saya titipkan proyek ini kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian selaku pembina sektor perkeretaapian untuk mengkoordinasikan dengan stakeholder terkait, termasuk Pemprov DKI Jakarta," urai dia.
Melanjutkan, Heru Budi menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo telah memberi arahan agar MRT Jalur Timur-Barat menggunakan skema pembangunan yang serupa dengan MRT Jalur Utara-Selatan.
“Berkaca pada kesuksesan atas keberhasilan pembangunan, pengoperasian dan pengusahaan MRT Jalur Utara-Selatan, dan mempertimbangkan kesinambungan pembangunan transportasi perkeretaapian perkotaan yang harus sejalan dengan pembangunan di Kawasan Jabodetabek, maka MRT Jalur Timur-Barat ini perlu terus dipastikan keberlangsungannya,” ungkap Heru.
Saat ini, MRT Jalur Utara-Selatan sudah beroperasi sepanjang 16 kilometer dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, dengan rata-rata penumpang harian telah mencapai 100.000 per hari.
Selain penyelenggaraan MRT, Pemprov DKI Jakarta juga telah memberikan mandat kepada PT MRT Jakarta (Perseroda) untuk melakukan pengelolaan dan pengembangan kawasan beroritentasi transit (TOD) pada MRT Jalur Utara-Selatan untuk mendukung peralihan penggunaan transportasi dari kendaaraan pribadi ke angkutan umum.
"Kami berharap dengan pengembangan jalur MRT Jakarta Fase 3 akan mendukung perkembangan transportasi publik perkeretaapian yang berdampak luas bagi masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya," ututr Heru.
BACA JUGA:
Saat ini telah dicapai konsensus kelembagaan MRT east-west Fase 1, yang merupakan replika dari skema MRT Utara-Selatan. Pada Fase 1 Tahap 1 ini, pengembangan MRT koridor Timur-Barat akan meliputi jalur dari Tomang sampai dengan Medan Satria.
Jika keseluruhan koridor sudah tersambung, maka koridor ini akan membentang sepanjang 90 km dari Balaraja di Tangerang hingga Cikarang, serta melintasi tiga provinsi, dua kabupaten, dan tiga kota.