Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin ekonomi Indonesia akan berangsur-angsur pulih dan kembali normal pada 2021. Hal ini menurutnya didorong oleh beberapa faktor akselerasi pemulihan ekonomi domestik di tahun depan, salah satunya adalah pendirian Indonesia Investment Authority (INA).

Jokowi berujar upaya atau kebijakan di bidang kesehatan yakni penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi yang mulai membuahkan hasil akan menjadi modal untuk menggerakkan perekonomian pada tahun depan.

Seperti diketahui, di kuartal I 2020 ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh positif 2,79 persen. Namun di kuartal II 2020 karena COVID-19, ekonomi terkontraksi turun tajam menjadi minus 5,32 persen. Pada kuartal III 2020 ekonomi Indonesia tercatat mengalami perbaikan meskipun masih minus yaitu 3,49 persen.

"Secara konsisten kebijakan pemulihan ekonomi yang kita jalankan sudah mulai terlihat hasilnya dengan tren perbaikan seperti ini. Kita berharap situasi ekonomi kita, perekonomian kita ke depan akan lebih baik dan akan membaik," tuturnya, dalam Webinar Outlook Perekonomian Indonesia 2021, dikutip dari YouTube Perekonomian RI, Selasa, 22 Desember.

Jokowi mengatakan, di tahun depan kebijakan yang baik di tahun 2020 akan terus dilanjutkan, terutama dibidang kesehatan untuk penanganan COVID-19 dan juga pemberian bantuan sosial untuk rakyat. Di 2021 pemerintah juga akan segera memberikan vaksin gratis kepada seluruh rakyat dan akan dimulai di awal tahun 2021.

Lebih lanjut, Jokowi berujar, adanya program vaksinasi tersebut diharapkan kepercayaan publik tentang penanganan COVID-19 akan muncul dan menimbulkan rasa aman di masyarakat. Sehingga menurutnya, pemulihan ekonomi diharapkan bisa berjalan dengan lebih cepat.

"Konsumsi akan naik dan kembali normal, investasi juga diperkirakan akan meningkat karena adanya UU Cipta Kerja. Di akhir tahun 2020 ekspor kita sudah mulai kelihatan pulih dan tentunya tren ini diharapkan terus terjaga dan meningkat di tahun 2021 terlebih lagi kita juga kembali mendapatkan fasilitas GSP dari Amerika. Tentunya ini akan mendorong kinerja ekspor kita," jelasnya.

Adapun di akhir tahun 2020 ekspor Indonesia juga sudah mulai kelihatan pulih. Karena itu, Jokowi berujar, tren ini diharapkan terus terjaga dan meningkat di tahun 2021.

Terlebih, kata Jokowi, Indonesia juga kembali mendapatkan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) dari Amerika Serikat. Tentunya, ini akan mendorong kinerja ekspor di tahun depan.

"Di awal tahun 2021 juga kita akan meluncurkan SWF yang bernama INA atau Indonesia Investment Authority yang merupakan sumber pembiayaan pembangunan yang baru, yang tidak berbasis pinjaman tetapi dalam bentuk penyertaan modal atau ekuitas," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, pembentukan lembaga pengelola investasi tersebut akan menyehatkan ekonomi Indonesia sekaligus badan usaha milik negara (BUMN) terutama di sektor infrastruktur dan energi.

Saat ini, menurut Jokowi, sudah ada beberapa negara yang menyampaikan ketertarikannya dengan lembaga pengelola investasi tersebut, antara lain dari Amerika Serikat, Jepang, Emirat Arab, Saudi Arabia dan Kanada.

Dengan beberapa faktor pendorong pemulihan ekonomi tersebut, Jokowi yakin perlahan membangkitkan ekonomi di tahun 2021. Dia juga mengajak semua pihak untuk bergerak cepat mengatasi dampak pandemi COVID-19.

"Dalam situasi pandemi seperti ini kita semuanya harus mampu bergerak cepat, mampu memperkuat kerja sama dan sinergi. Saya optimis kita akan bangkit ekonomi kita akan pulih kembali normal," tuturnya.