Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan melakukan perombakan terhadap enam menterinya yang saat ini duduk di Kabinet Indonesia Maju. Kabar ini disampaikan Ketua DPP Partai Keadilan Bangsa (PKB) Faisol Riza.

"Saya dengar bakal ada enam posisi yang kena tapi bisa jadi lebih," kata Faisol kepada wartawan, Senin, 21 Desember.

Selain perombakan kursi menteri, Ketua Komisi VI DPR RI ini juga menyebut akan terjadi perubahan di pos wakil menteri berupa penambahan jumlah. Hanya saja Faisol tak memaparkan siapa saja menteri yang akan direshuffle. 

Namun, berdasarkan bocoran yang diterimanya, Jokowi akan mengisi kabinetnya itu dengan anak muda. "(Kabinet, red) bakal diisi oleh anak-anak muda biar kabinet makin dinamis," ungkapnya.

Perihal kepastian pelaksanaan reshuffle ini makin terang setelah Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menyebut sosok baru yang akan duduk di kursi menteri akan diperkenalkan ke publik pada Selasa, 22 Desember. Namun, jadwal pastinya menunggu waktu dari Presiden Jokowi.

"Tentunya akan diperkenalkan kepada publik oleh bapak presiden, yang waktunya menyesuaikan waktu bapak presiden, bisa pagi atau siang,” kata Heru kepada wartawan.

Pengamat Yakin Menteri Baru Masih dari Parpol

Saat ini ada dua kursi kosong setelah ditinggal dua menterinya mengundurkan diri. Keduanya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang menjadi tersangka korupsi suap ekspor benih lobster atau benur. Kemudian Menteri Sosial Juliari Peter Batubara yang mengundurkan diri setelah menjadi tersangka kasus penerimaan fee bantuan sosial (bansos) COVID-19.

Terkait penggantinya, Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menilai, dua kursi menteri itu tidak akan jatuh ke tangan kalangan profesional. Melainkan masih dari partai politik.

"Peluang menteri dari profesional tetap ada. Namun sangat kecil. Probabilitasnya sangat kecil. Kemungkinan kecil 2 pos menteri tersebut. Karena dua kementerian tersebut jatahnya partai politik," ucap Ujang kepada VOI, Minggu, 20 Desember.

Alasannya, kata Ujang, Jokowi bakal menjaga koalisi pemerintah yang sudah terbentuk. Sehingga, yang nantinya ditunjuk sebagai menteri berasal dari PDIP dan Gerindra.

Tetap dijaganya koalisi itu dikarenakan Jokowi masih membutuhkan bantuan politik dari kedua partai besar itu. Terlebih untuk Gerindra yang berhasil digandeng setelah berseteru di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Tapi jika prediksi itu tak terjadi, Ujang menyebut ada kemungkinan lain yang akan dilakukan Jokowi pada saat reshuffle. Nantinya, calon dari partai Gerindra akan ditempatkan sebagi menteri pada sektor lain. Sehingga, tak mengubah jatah 2 kursi menteri.

"Yang terpahit, paling juga jatah menteri Gerindra di KKP digeser ke kementerian lain. Namun tak mengurangi 2 jatah menteri dari Gerindra," kata dia.