Bagikan:

JAMBI - Pemerintah Kota Jambi mempelajari sistem pengolahan sampah maupun limbah cair di Jepang menjadi barang bernilai ekonomis.

Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengatakan, pihaknya sudah ke Jepang untuk melihat pemanfaatan energi sampah dan juga energi alam seperti angin, air dan surya. Disana sampah-sampah menjadi nilai ekonomis.

Diolah melalaui teknologi yang ada, botol plastik menjadi plastik dan sampah kaleng didaur ulang menjadi peralatan rumah tangga.

"Kota Jambi sudah memiliki alat pemilahan, yang belum kita punya adalah, alat mengolah. Alat itu saja yang belum ada. Berarti kita tinggal satu langkah lagi untuk bisa memanfaatkan nilai ekonomis itu,” katanya di Jambi, Antara, Jumat, 23 Desember. 

Dia menjelaskan bahwa di Jepang hampir tidak ada sampah, karena semua sampah dimanfaatkan dan menjadi nilai ekonomis.

“Di kota itu hampir tidak ada sampah, karena mereka mencari sampah,” katanya.

Sementara itu, terkait limbah cair, kata dia, dirinya juga melihat langsung pengolahan air limbah di Osaka Jepang. “Ini berkaitan dengan Kota Jambi yang saat ini sedang membangun swerege system untuk pengolahan air limbah. Limbah padat, cair, disalurkan dalam satu saluran dan di proses melalaui IPAL. Kini tengah berproses di Kecamatan Jambi Timur dan Pasar," terangnya.

Nanti setelah pembangunannya selesai , tidak ada lagi limbah rumah tangga masuk ke septictank. Tapi diolah dan akan menjadi air bersih.

“Setengahnya dibuang ke sungai dan setengahnya dikembalikan lagi ke rumah tangga warga, bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman, cuci mobil dan lainnya,” katanya.

Sementara itu, terkait air limbah dia menegaskan bahwa Kota Jambi sudah dalam tahap itu.

"Saat ini memang dalam proses pembangunan,” jelasnya.