Bagikan:

JAKARTA - Saatnya generasi muda, kata Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko merambah profesi sebagai petani. Soalnya saat inoi petani didominasi mereka yang berusia 45 tahun ke atas. Kini saatnya pemuda merebut profes ini.

Menurut Moeldoko harusnya petani itu menjadi pekerjaan yang menjanjikan dan menyejahterakan untuk menarik minat anak muda. Ia menyebut, 71 persen dari total petani saat ini berusia di atas 45 tahun. Sedangkan yang di bawah 45 tahun hanya 29 persen saja.

Ancaman Krisis Pangan

Padahal, kata Moeldoko, sektor pertanian penting dalam membangun kemandirian pangan Indonesia. Terlebih saat ini global sedang dihadapkan pada ancaman krisis pangan. Di mana sudah ada 190 juta lebih jiwa di beberapa negara di dunia mengalami kekurangan pangan.

“Kita masih di dominasi petani-petani yang tidak lagi muda. Untuk membuat generasi muda lebih berminat menjadi petani, maka petani harus menjadi profesi yang menjanjikan dan menyejahterakan,” kata Moeldoko, pada acara Jambore Petani Milenial Aceh, di desa Buket Meutuah, kecamatan Langsa Timur, kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Rabu 21 Desember.

Ketua HKTI ini menyampaikan, agar profesi petani bisa menjanjikan dan menyejahterakan, maka petani tidak hanya bergerak di hulu atau on-farm saja. Namun, harus mulai masuk ke tahap hilir atau pengolahan pasca panen. Seperti penguasaan proses pengemasan dan dagang. “Karena justru di sisi inilah keuntungan terbesar akan diperoleh,” ujar Moeldoko seperti dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi VOI.

Moeldoko yang dijuluki Panglima Tani ini juga menilai, saat ini banyak anak muda yang memiliki potensi dan inovasi terutama di bidang teknologi informasi, yang bisa menjadi modal besar untuk membangun dan menguatkan sektor pertanian Indonesia. 

Moeldoko memberi semangat kepada generasi muda yang mau jadi petani.(KSP)
Moeldoko memberi semangat kepada generasi muda yang mau jadi petani.(KSP)

Ia pun mengajak pemerintah daerah dan seluruh masyarakat mendukung penuh upaya yang tengah dibangun oleh anak-anak muda di sektor pertanian.

“Kalau di ilmu kemiliteran, bagaimana mengelola potensi menjadi kekuatan. Sebagian dari kita hanya melihat, oh ini potensi, potensi, potensi, tapi tidak mampu mengelola menjadi sebuah kekuatan,” tandas Moeldoko.

Sementara itu, Pj Wali Kota Langsa Said Mahdum Majid berharap, kegiatan Jambore Petani Milenial Aceh bisa menjadi momentum mengingatkan kembali peran penting dan strategis petani dalam pembangunan nasional. Selain itu, juga menjadi pemicu untuk meningkatkan animo generasi muda menggeluti sektor pertanian dengan menjadi petani yang maju dan modern.

“Dengan kesinambungan generasi petani dan kemajuan Iptek di bidang pertanian, insya allah kita akan mampu mewujudkan negara yang kuat dan berdaulat atas pangannya sendiri,” tegas Said Mahdum.

Sebagai informasi, Jambore Petani Milenial Aceh dihadiri 2000 petani dan masyarakat kota Langsa. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan gairah bertani, terutama bagi generasi muda.

Pada acara tersebut, Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko juga melakukan penanaman padi bersama Forkopimda, dan menyerahkan bantuan bibit tanaman cabai rawit dan tomat.