JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan bertani saat ini tidak harus bergantung pada cuaca dan alam. Cara-cara baru dalam bertani dengan menggunakan platform digital akan meningkatkan kesejahteraan petani.
Melalui teknologi modern, petani Indonesia bisa mengatur dan memastikan hasil pertaniannya agar terjaga kualitas hasil panennya.
“Ini merupakan bentuk Neo Marhaen seperti yang dicita-citakan Presiden Soekarno waktu dulu,” kata Moeldoko saat bertemu dengan anak-anak muda Indonesia yang mengembangkan teknologi baru pertanian, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin 11 September.
Di era saat ini, Marhaen telah dimanifestasikan dengan gerakan-gerakan anak muda. Di mana mereka melakukan riset, menciptakan alat produksi melalui sebuah platform online, dan memanfaatkan sebidang tanah, untuk peningkatan sektor pertanian dan kesejahteraan petani.
“Maka saya berani menyebutnya sebagai konsep Neo Marhaen. Konsep bagi anak-anak muda yang ingin mengubah Indonesia, yang ingin tidak lagi bergantung pada negera lain, yang ingin tidak ada lagi import dari negara lain,” tegas Moeldoko yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Selain mengenalkan cara bertani dengan pemanfaatan teknologi melalui platform digital Meta Farming, kedatangan anak-anak muda ini juga dalam rangka mendeklarasikan Gerakan Maju Tani Indonesia.
Erwin Gunawan salah satu pencetus gerakan menyampaikan, Gerakan Maju Tani Indonesia bertekad memajukan pertanian dengan teknologi dan inovasi, memberdayakan generasi muda di dunia pertanian, melestarikan pertanian yang berkelanjutan, serta mengatasi krisis pangan dunia dan keamanan pangan dalam negeri. “Tujuan utama kami mencetak 10 juta petani digital sebelum akhir 2024,” ujarnya.
Selain mengenalkan cara bertani dengan pemanfaatan teknologi melalui platform digital Meta Farming, kedatangan anak-anak muda ini juga dalam rangka mendeklarasikan Gerakan Maju Tani Indonesia.
Erwin Gunawan salah satu pencetus gerakan menyampaikan, Gerakan Maju Tani Indonesia bertekad memajukan pertanian dengan teknologi dan inovasi, memberdayakan generasi muda di dunia pertanian, melestarikan pertanian yang berkelanjutan, serta mengatasi krisis pangan dunia dan keamanan pangan dalam negeri. “Tujuan utama kami mencetak 10 juta petani digital sebelum akhir 2024,” ujarnya.
BACA JUGA:
Gerakan ini, sambung dia, berawal dari kekhawatiran terhadap krisis pangan yang terjadi di banyak negara termasuk Indonesia. “Karena itu, kami berupaya agar anak muda tertarik menjadi petani, karena masalah krisis pangan dan terus menurunnya jumlah petani bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama,” tambah Erwin.
Di akhir acara, para tamu yang hadir mendaulat Moeldoko sebagai Bapak Gerakan Maju Tani Indonesia. Hal ini mereka lakukan karena melihat rekam jejak Moeldoko yang sangat paham dunia pertanian dan memberi perhatian besar pada kesejahteraan petani di Indonesia.