Moeldoko Pastikan Ketersediaan Bawang Merah di Bima Aman
Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko panen bawang merah bersama petani di desa Sai, kecamatan Soromandu, Bima, Selasa (4/10).

Bagikan:

BIMA - Kepala Staf Kepresidenan turun ke lapangan untuk memastikan ketersediaan bawang merah di kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Moeldoko mendatangi beberapa kecamatan yang menjadi sentra penghasil bawang merah. Salah satunya di kecamatan Soromandi.

Kabupaten Bima merupakan daerah potensial penghasil bawang merah di NTB. Dari 18 kecamatan, 16 diantaranya merupakan sentra produksi tanaman holtikultura tersebut.

Data Dinas Pertanian Kabupaten Bima menyebutkan, saat ini luas panen bawang merah di 16 kecamatan, yakni 1.345 hektare, dengan tiga kali masa panen dalam setahun.

Sekali panen, produksi bawang merah yang dihasilkan sebanyak 5-6 ton per satu hektare. Hasil panen, 70 persen untuk memasok sejumlah wilayah di Indonesia, dan 30 persen untuk kebutuhan lokal.

Menurut Moeldoko, ketersediaan bawang merah di Bima memiliki peran besar untuk mengendalikan inflasi pangan nasional.

"Karena bawang merah termasuk komoditi yang mempengaruhi inflasi di Indonesia," ujar Moeldoko, saat mengikuti panen bawang merah, di desa Sai, kecamatan Soromandi, Bima, Selasa (4/10).

"Laporan dari Dinas Pertanian (Bima) tadi, sejauh ini pasokan masih aman, dan harganys cukup baik. Kisaran lima belas ribu sampai dua puluh ribu per kilonya," imbuh Moeldoko yang juga ketua HKTI.

Panglima TNI 2013-2015 ini juga meminta petani untuk meningkatkan produksi bawang merah dengan merawat tanaman secara baik dan dengan segenap hati.

"Mari bertani untuk kehidupan, bukan bertani untuk sekedar hidup," ucap Moeldoko yang kini juga disebut-sebut sebagai Panglima Tani.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Bima Nurma mengungkapkan beberapa persoalan yang dialami oleh petani bawang merah. Salah satunya adalah soal pupuk.

"Kalau bisa alokasi pupuk subsidi untuk petani bawang merah di sini ditambah. Agar produksi juga bisa lebih ditingkatkan," kata Nurma.