Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP PDIP Said Abdullah membantah temuan LSI Denny JA yang menyebutkan Megawati Soekarnoputri dilema terkait pencapresan 2024. Yakni, soal apakah akan mengajukan Puan Maharani atau Ganjar Prabowo sebagai cawapres Prabowo Subianto. Atau justru mencalonkan salah satunya sebagai capres.

Said menegaskan, Megawati sangat paham dalam memutuskan siapa capres dan cawapres yang akan diusung pada Pilpres 2024. Karenanya, menyangkut soal pencalonan presiden itu merupakan urusan dan wewenang penuh dari ketum sebagaimana mandat kongres V PDI Perjuangan.

"Jadi yang sangat paham apakah beliau telah memutuskan capres dari PDI Perjuangan atau belum, tentu yang tahun hanya beliau. Itu wewenang penuh dari beliau, dan kami di DPP tertib konstitusi partai," ujar Said kepada VOI, Rabu, 21 Desember.

Sementara selaku jajaran DPP Partai ke bawah, lanjut Said, kader terus fokus bekerja menjadi mata dan telinga rakyat. Sehingga kebijakan dan langkah-langkah seluruh kader dan petugas partai juga mencerminkan hal itu.

"Karena rakyat telah memberikan amanah kepada PDI Perjuangan sebagaimana yang tercermin dari berbagai lembaga survei, yang menunjukkan PDI Perjuangan teratas, maka sudah seharusnya seluruh kekuatan PDI Perjuangan menjaga kepercayaan tersebut," kata anggota DPR dapil Madura itu.

Lantas apakah Megawati menyimpan rapat-rapat nama capres cawapres agar tak jadi sasaran tembak?

Terkait hal itu, Said memastikan, nama capres dan cawapres untuk Pilpres 2024 sudah ada di kantung ketua umum. Karenanya, kata dia, Megawati tak akan dilema sebab elektabilitas partai masih berada di urutan pertama seluruh lembaga survei nasional.

"Walaupun di luar PDI Perjuangan nama nama capres sudah diumumkan, namun tetap elektabilitas PDI Perjuangan tertinggi. Capres dan cawapres kami ada di kantong Ibu Megawati dan ini final sesuai keputusan kongres kami," pungkas Said.

Diketahui, hasil survei LSI Denny JA pada Oktober 2022, menyebutkan dilema Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait pengusungan dua kader PDIP, yakni Ganjar Pranowo dan Puan Maharani akan dijadikan sebagai capres atau cawapres Prabowo Subianto.

Jika mengajukan Puan, PDIP takut Ganjar Dipinang partai politik lain. Tapi jika menyodorkan Ganjar sebagai cawapres, elektabilitas gubernur Jawa Tengah itu lebih tinggi dari Prabowo.

Merujuk dari hasil survei elektabilitas, Peneliti LSI Denny JA Fitri Hari bilang Ganjar unggul 25,8 persen, Prabowo Subianto sebesar 23,9 persen, dan Puan Maharani 2,9 persen. Ketiga tokoh itu, kata Fitri, juga masuk dalam radar capres-cawapres PDIP saat ini.

"Dilemanya, menjadi cawapres Prabowo bagi Puan atau Ganjar, atau meninggalkan Prabowo dan memajukan kader PDIP sebagai capres," ujar Fitri dalam paparan survei, Selasa, 20 Desember.

Apabila Puan sebagai cawapres Prabowo, lanjut Fitri, akan ada potensi Ganjar dipinang oleh partai lain sebagai capres. Misalnya, oleh Golkar, PAN dan PPP yang tergabung di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Namun, Fitri menilai tidak tepat jika PDIP menjadikan Ganjar sebagai cawapres Prabowo. Sebab, elektabilitas Ganjar lebih tinggi dari Prabowo.

"Jika menyerahkan Ganjar sebagai cawapres Prabowo, bukankah elektabilitas Ganjar lebih tinggi? Dan PDIP hari ini lebih besar dibanding Gerindra," kata Fitri.