Megawati Diyakini Tak Tutup Mata dengan Elektabilitas Ganjar Pranowo, Termasuk Juga Faktor Ideologi
Foto: BPMI Setpres/Kris

Bagikan:

JAKARTA - Pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio atau Hensat, menilai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak akan menutup mata terhadap hasil survei elektabilitas Ganjar Pranowo yang saat ini unggul sebagai calon presiden (capres) 2024.

Namun, menurut Hensat, Megawati akan mendahulukan pertimbangan ideologi untuk menentukan nama capres dari PDIP. Tak peduli apakah hasil surveinya tinggi atau rendah.

"Bu Megawati enggak akan tutup mata dengan hasil survei itu, tapi pertimbangannya selama ini adalah pertimbangan ideologis," ujar Hensat kepada VOI, Rabu, 21 Desember.

Hensat mengungkapkan, pertimbangan ideologi ini pernah dipraktikan kepada Ganjar saat mencalonkannya sebagai gubernur Jawa Tengah. Kala itu, elektabilitas Ganjar masih minim namun atas dasar pertimbangan ideologis Megawati justru mengajukannya di Pilgub Jateng pada 2018 lalu.

"Ganjar sendiri misalnya maju di Jawa tengah elektabilitasnya cuma 7 persen, yang digunakan Bu Mega pertimbangan ideologis makanya dimajuin aja," ungkapnya.

Hensat menilai, Megawati tak masalah jika kadernya kalah dalam kontestasi karena elektabilitas yang masih rendah di lembaga survei. Sebab Megawati punya pertimbangan ideologis sendiri untuk mengusung kadernya.

"Kalah enggak papa. Contohnya Puspo di Bali (Pilgub 2013), pertimbangan ideologis, kalah enggak apa-apa yang penting ideologi yang dimajukan. Orang-orang kan ngarepin Bu Mega memperhatikan hasil survei kan," kata Hensat.

Diketahui, hasil survei LSI Denny JA pada Oktober 2022, menyebutkan dilema Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait pengusungan dua kader PDIP, yakni Ganjar Pranowo dan Puan Maharani akan dijadikan sebagai capres atau cawapres Prabowo Subianto.

Jika mengajukan Puan, PDIP takut Ganjar Dipinang partai politik lain. Tapi jika menyodorkan Ganjar sebagai cawapres, elektabilitas gubernur Jawa Tengah itu lebih tinggi dari Prabowo.

Merujuk dari hasil survei elektabilitas, Peneliti LSI Denny JA Fitri Hari bilang Ganjar unggul 25,8 persen, Prabowo Subianto sebesar 23,9 persen, dan Puan Maharani 2,9 persen. Ketiga tokoh itu, kata Fitri, juga masuk dalam radar capres-cawapres PDIP saat ini.

"Dilemanya, menjadi cawapres Prabowo bagi Puan atau Ganjar, atau meninggalkan Prabowo dan memajukan kader PDIP sebagai capres," ujar Fitri dalam paparan survei, Selasa, 20 Desember.

Apabila Puan sebagai cawapres Prabowo, lanjut Fitri, akan ada potensi Ganjar dipinang oleh partai lain sebagai capres. Misalnya, oleh Golkar, PAN dan PPP yang tergabung di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Namun, Fitri menilai tidak tepat jika PDIP menjadikan Ganjar sebagai cawapres Prabowo. Sebab, elektabilitas Ganjar lebih tinggi dari Prabowo.

"Jika menyerahkan Ganjar sebagai cawapres Prabowo, bukankah elektabilitas Ganjar lebih tinggi? Dan PDIP hari ini lebih besar dibanding Gerindra," kata Fitri.