JAKARTA - Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno, merespons hasil survei LSI Denny JA yang menyebutkan dilema Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait pencapresan 2024. Yakni, apakah akan mengajukan Puan Maharani atau Ganjar Prabowo sebagai cawapres Prabowo Subianto. Atau justru mencalonkan salah satunya sebagai capres 2024.
Hendrawan membantah, Megawati tidak dalam posisi dilematis untuk menentukan siapa calon dari PDIP yang hendak diusung pada Pilpres 2024.
Dia meyakini, Megawati punya intuisi yang kuat terhadap nama capres dan cawapres yang berpotensi memenangkan pesta demokrasi lima tahunan. Sesuai pengalamannya berpolitik, Megawati juga diyakini akan memutuskan nama di waktu yang tepat.
"Dalam politik, seperti juga dalam bisnis, faktor waktu dan momentum merupakan faktor yang sangat penting. Di sini, imajinasi, kalkulasi, orbit relasi, pengalaman dan intuisi politik memainkan peran penting," ujar Hendrawan saat dikonfirmasi VOI, Rabu, 21 Desember.
Atas dasar itu, lanjut Hendrawan, kewenangan terkait pencapresan diberikan sepenuhnya kepada Ketum, sesuai tradisi dan konstitusi partai.
"Dan bagi kami, hasil-hasil survei merupakan satu faktor yang dipertimbangkan. Masih banyak faktor lain yang masuk algoritma dan matrik perhitungan," tegas anggota DPR fraksi PDIP itu.
Diketahui, hasil survei LSI Denny JA pada Oktober 2022, menyebutkan dilema Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait pengusungan dua kader PDIP, yakni Ganjar Pranowo dan Puan Maharani akan dijadikan sebagai capres atau cawapres Prabowo Subianto.
Jika mengajukan Puan, PDIP takut Ganjar Dipinang partai politik lain. Tapi jika menyodorkan Ganjar sebagai cawapres, elektabilitas gubernur Jawa Tengah itu lebih tinggi dari Prabowo.
Merujuk dari hasil survei elektabilitas, Peneliti LSI Denny JA Fitri Hari bilang Ganjar unggul 25,8 persen, Prabowo Subianto sebesar 23,9 persen, dan Puan Maharani 2,9 persen. Ketiga tokoh itu, kata Fitri, juga masuk dalam radar capres-cawapres PDIP saat ini.
"Dilemanya, menjadi cawapres Prabowo bagi Puan atau Ganjar, atau meninggalkan Prabowo dan memajukan kader PDIP sebagai capres," ujar Fitri dalam paparan survei, Selasa, 20 Desember.
Apabila Puan sebagai cawapres Prabowo, lanjut Fitri, akan ada potensi Ganjar dipinang oleh partai lain sebagai capres. Misalnya, oleh Golkar, PAN dan PPP yang tergabung di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
BACA JUGA:
Namun, Fitri menilai tidak tepat jika PDIP menjadikan Ganjar sebagai cawapres Prabowo. Sebab, elektabilitas Ganjar lebih tinggi dari Prabowo.
"Jika menyerahkan Ganjar sebagai cawapres Prabowo, bukankah elektabilitas Ganjar lebih tinggi? Dan PDIP hari ini lebih besar dibanding Gerindra," kata Fitri.