JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) tak mau tergiur mendukung calon yang dinilai punya elektabilitas tinggi, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan elektabilitas tinggi bukan jadi satu-satunya tolok ukur untuk mengusung calon presiden tertentu. Ada hal yang sebenarnya lebih penting, yaitu semangat.
"Meskipun survei elektoral tinggi namun tanpa ada spirit, tanpa ada yang disebut Ibu Mega (Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri) a burning of fire yang ada di dada setiap kader maka itu tidak ada artinya. Sehingga yang terpenting adalah suatu elan perjuangan like a burning a fire," kata Hasto kepada wartawan di Grand Paragon Hotel, Jakarta, Selasa, 14 Juni.
Tak hanya bicara soal semangat berjuang, Hasto mengatakan ada beberapa hal lain yang akan dinilai PDIP sebelum mengusung nama tertentu. Termasuk mampu atau tidaknya mereka mengemban amanah dan bagaimana keberaniannya dalam menanggung risiko bagi bangsa dan negara.
"Pemimpin itu diamati bagaimana kinerjanya, bagaimana karakternya. Komitmennya. Bagaimana keberaniannya di dalam menanggung risiko kepada kepentingan bangsa dan negara," tegasnya.
"Itu proses yang dijalankan Ibu Megawati Soekarnoputri dan juga sebagai insan yang bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, tentu saja memohon petunjuk pada Tuhan Yang Maha Esa karena yang kita cari adalah sosok yang mampu bertanggung jawab kepada 270 juta lebih rakyat Indonesia," imbuh Hasto.
Sementara itu, Wasekjen PDIP Arif Wibowo menegaskan keputusan terkait pemilu khususnya Pilpres 2024 tak bisa semata-mata hanya didasari hasil survei. Fakta di lapangan harus menjadi perhatian.
BACA JUGA:
"Kalau berandai-andai susah. Jadi kita bergerak di lapangan. Pemilu itu realitas, bukan berkhayal, tidak berandai-andai," kata Arif.
Meski begitu, PDIP tak akan tutup mata terhadap hasil survei yang ada. Nantinya, statistik yang sudah ada akan dijadikan strategi pemenangan.
"Bahwa ada survei, ada teori, ada konsep dan sebagainya itu semua kita ramu menjadi satu strategi pemenangan," tegasnya.
Seperti Hasto, Arif juga menyampaikan partainya saat ini menunggu keputusan Megawati Soekarnoputri soal siapa sosok yang akan dimajukan di ajang Pilpres 2024. Pada saat yang tepat, PDIP akan mengumumkan nama tersebut.
PDIP, sambung dia, juga tak akan terpengaruh dengan suara relawan yang mengusung nama tertentu seperti Ganjar. "Konstitusi partai kami, kewenangan menentukan capres, cawapres, menteri, wakil menteri adalah prerogatif ibu ketua umum," ungkap Arif.
"Santai saja. Relawan biarkan semau-maunya," imbuh dia.
Sejumlah survei menyebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tinggi memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi. Terbaru, Saiful Mujani Research & Consulting merilis hasil survei terkait elektabilitas tokoh dan hasilnya Ganjar unggul dalam semua simulasi.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menyampaikan elektabilitas Ganjar sebesar 14,3 persen dalam simulasi top of mind. Kemudian disusul oleh Prabowo Subianto sebesar 13,4 persen.
"Bila pemilihan presiden diadakan waktu survei, Ganjar Pranowo unggul signifikan atas lawan-lawannya, termasuk lawannya yang paling kuat, Prabowo dan Anies," ujar Deni dalam keterangan resmi, Kamis 9 Juni.
Tokoh yang berada di peringkat ketiga dan keempat ditempati oleh Joko Widodo dan Anies Baswedan dengan elektabilitas sebesar 8,2 persen.
Dalam format pertanyaan semi terbuka 42 nama, Deni berkata Ganjar kembali mendapat mendapat dukungan terbanyak dengan 22,5 persen. "Disusul Prabowo 17,5 persen, Anies Baswedan 13,2 persen," ujarnya.
Sedangkan dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 3 nama, Ganjar juga menjadi jawara karena mendapat dukungan terbanyak 30,3 persen, disusul Prabowo 27,3 persen, dan Anies 22,6 persen.
Dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 2 nama, Ganjar Pranowo mendapat dukungan terbanyak 39,9 persen, unggul atas Anies Baswedan 34,5 persen.
Terakhir, dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 2 nama, Ganjar Pranowo mendapat dukungan terbanyak 38,4 persen, sementara Prabowo Subianto 36,6 persen.
“Dibanding 2 bulan lalu. Dukungan kepada Prabowo dan Anies cenderung tidak banyak berubah, Prabowo turun 0,1 persen, Anies 1,2 persen, sementara dukungan kepada Ganjar naik 4,4 persen,” jelas Deni.