Berharap Beijing Mampu Mengatasi Wabah yang Terjadi, Amerika Serikat: Korban COVID-19 China Jadi Perhatian Dunia
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price. (Wikimedia Commons/U.S. Department of State)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat berharap China dapat mengatasi wabah COVID-19 saat ini, karena jumlah korban virus tersebut menjadi perhatian global lantaran ukuran ekonomi China, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada Hari Senin.

"Korban virus menjadi perhatian seluruh dunia mengingat ukuran PDB China, mengingat ukuran ekonomi China," kata Price dalam pengarahan harian di Departemen Luar Negeri, melansir Reuters 20 Desember.

"Tidak hanya baik bagi China untuk berada dalam posisi yang lebih kuat vis-a-vis COVID tetapi juga baik untuk seluruh dunia," terang Price.

Dia menambahkan, setiap kali virus menyebar, ia berpotensi bermutasi dan menimbulkan ancaman di mana-mana.

"Kami telah melihat bahwa selama banyak permutasi berbeda dari virus ini, dan tentu saja alasan lain mengapa kami begitu fokus membantu negara-negara di dunia mengatasi COVID," tandas Price.

China melaporkan kematian terkait COVID pertamanya dalam beberapa minggu pada hari Senin, di tengah meningkatnya keraguan apakah penghitungan resmi dapat menghitung jumlah total korban penyakit yang merebak di kota-kota, setelah pemerintah melonggarkan kontrol anti-virus yang ketat.

Dua kematian pada Senin adalah yang pertama dilaporkan oleh Komisi Kesehatan Nasional (NHC) sejak 3 Desember, beberapa hari sebelum Beijing mengumumkan pencabutan pembatasan yang sebagian besar telah menahan virus selama tiga tahun, tetapi memicu protes luas bulan lalu.

Rendahnya jumlah kematian sejak pembatasan dicabut pada 7 Desember tidak konsisten dengan pengalaman negara lain setelah langkah serupa.

Secara resmi, China hanya menderita 5.237 kematian terkait COVID selama pandemi, termasuk dua kematian terakhir, sementara populasinya mencapai 1,4 miliar jiwa.