Impor Beras, Kata Moeldoko untuk Perkuat Persediaan Dalam Negeri
Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko didampingi Deputi III Edy Priyono memimpin rakor perberasan nasional bersama Kementan, Kemendag, Bulog, dan Badan Pangan Nasional, Rabu 14 Desember. (Foto KSP)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menegaskan, kebijakan pengadaan beras komersial di luar negeri semata-mata untuk memperkuat cadangan beras nasional. Ia pun memastikan, bahwa beras komersial tersebut tidak akan mengganggu beras petani karena hanya dipergunakan pada kondisi tertentu. Seperti penanggulangan bencana, intervensi harga jika diperlukan, dan beberapa kegiatan pemerintah lainnya.

"Penggunaannya akan diawasi secara ketat, untuk memastikan tidak masuk ke pasar. Dan kita pastikan betul beras komersial ini tidak akan mengganggu beras dalam negeri produksi petani," tegas Moeldoko usai memimpin rapat koordinasi terkait perberasan Nasional bersama Kementan, Kemendag, Bulog, dan Badan Pangan Nasional, di gedung Bina Graha Jakarta, Rabu 14 Desember.

Beras Bulog

Sebagai informasi, pemerintah telah menyiapkan 500 ribu ton beras komersial di luar negeri yang sewaktu-waktu dapat dibawa ke Indonesia. Beras komersial tersebut merupakan persediaan akhir tahun 2022 sampai menunggu panen raya pada Februari-Maret 2023, agar bulog dapat menyerap hasil panen petani untuk mengisi ulang kembali stoknya sampai dengan 1,2 juta ton.

"Ini diperlukan dalam rangka menjaga floor price di tingkat petani, dan berikutnya dikeluarkan pada saat produksi berkurang di akhir tahun," terang Moeldoko.

Panglima TNI 2013-2015 ini menyebut, bahwa posisi stok beras di Bulog saat ini kurang dari 500 ribu ton. Sementara sisanya, berada di rumah tangga, pedagang, dan penggilingan padi.

Meski cadangan beras terbilang tersedia, lanjut Moeldoko, namun pemerintah tetap ingin menjamin dan memastikan ketersediaan beras di masyarakat benar-benar aman. Untuk itu, pemerintah mengambil kebijakan pengadaan beras komersil di luar negeri. "Hal ini juga sebagai langkah untuk mengendalikan inflasi," tandasnya.

Pada kesempatan itu Moeldoko juga membantah anggapan pemenuhan cadangan beras melalui pengadaan beras komersial di luar negeri menunjukkan produksi beras tidak mencukupi.

Seperti diketahui, dalam Sidang Kabinet di Istana Negara, Selasa (6/12), Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan agar seluruh kementerian / lembaga waspada terhadap kondisi perberasan nasional. Presiden minta kebutuhan beras benar-benat dihitung dengan teliti.

Presiden Jokowi juga menginstruksikan kementerian / lembaga terkait saling berkoordinasi dan berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan beras nasional.

Menurutnya, justru hasil produksi beras nasional masih terbilang surplus. Di mana, produksi beras nasional Januari-Desember 2022 diproyeksikan sebesar 31,90 juta ton. Sementara kebutuhan beras nasional tahun 2022 sekitar 30,2 juta ton. Sehingga diproyeksikan mengalami surplus beras sekitar 1,7 juta ton. "Produksi beras nasional dalam kondisi baik, yang mau kita jaga adalah stok Beras di Bulog," tutup Moeldoko.