JAKARTA - Kremlin mengatakan pada Hari Selasa, Rusia tidak menempatkan senjata berat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina selatan.
Kyiv telah berulang kali menuduh pasukan Rusia menggunakan fasilitas nuklir, yang direbut Rusia pada hari-hari pertama konflik, sebagai depot senjata de facto.
Perebutan pembangkit nuklir dalam konflik 10 bulan, telah menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan bencana nuklir seperti Chernobyl, dengan Kyiv dan Moskow saling menuduh bertindak sembrono.
Kedua belah pihak saling menuduh menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa itu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan Hari Selasa, Rusia tetap berhubungan dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang mencoba menengahi zona demiliterisasi di sekitar pembangkit listrik.
"Saya ingin mengingatkan Anda tentang kata-kata Presiden Vladimir Putin: Belum ada - dan tidak ada - senjata berat di pembangkit listrik itu. Ini dapat dengan mudah dikonfirmasi oleh staf IAEA yang siang dan malam berada di sana," tegas Peskov, melansir Reuters 13 Desember.
Pernyataan Peskov menanggapi komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang mengatakan kesepakatan telah dicapai untuk mengeluarkan senjata berat dari pembangkit listrik Zaporizhzhia.
BACA JUGA:
Presiden Macron mengatakan pada Hari Selasa, pembicaraan sedang berlangsung mengenai "modalitas" tentang bagaimana hal itu dapat dicapai, menambahkan bahwa "minggu-minggu mendatang akan sangat penting" untuk memastikan perlindungan pembangkit nuklir.