Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Hari Rabu, membahas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di Ukraina yang diduduki Rusia.

Kremlin mempublikasikan pidato pengantar Presiden Putin dan Grossi pada pertemuan di Sochi, Rusia selatan, tetapi tidak memberikan rincian pertemuan tertutup keduanya.

Presiden Putin mengatakan kepada Grossi, dirinya siap untuk membahas "masalah-masalah yang sangat sensitif dan penting dalam agenda dan melakukan segalanya untuk menjamin keamanan di mana pun kita berada dalam satu atau lain hal yang terlibat dalam energi nuklir," kata Kremlin, melansir Reuters 7 Maret.

Selain Presiden Putin dan Kepala IAEA Grossi, pertemuan itu juga diikuti oleh pemimpin perusahaan tenaga nuklir Rosatom Alexei Likachev.

Pasukan Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dalam invasi mereka ke Ukraina pada tahun 2022 dan mendudukinya sejak saat itu.

PLTN Zaporizhzhia terletak dekat garis depan di bagian selatan Ukraina yang diklaim Moskow telah dianeksasi. Keenam reaktornya dimatikan, namun reaktor tersebut memerlukan pasokan listrik dan air yang konstan, agar reaktor tetap dingin dan mencegah potensi kehancuran yang dahsyat.

PLTN tersebut rusak akibat kebakaran ketika diambil alih pada Maret 2022. Sementara, pasukan Rusia dan Ukraina terus bentrok di dekatnya, saling menuduh melakukan penembakan di sekitar stasiun. IAEA telah mencoba menyiapkan mekanisme keselamatan untuk mencegah kecelakaan.

Sebelumny, Grossi mengadakan pembicaraan dengan Rosatom, di mana keselamatan di Zaporizhzhia adalah fokus utama, kata kantor berita RIA, mengutip Rosatom. Dia juga berdiskusi dengan Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Rusia.

PLTN Zaporizhzhia kehilangan koneksi ke seluruh saluran listrik eksternal sebanyak delapan kali dalam 18 bulan terakhir, sehingga memaksanya bergantung pada generator diesel untuk fungsi-fungsi penting seperti mendinginkan bahan bakar di reaktornya.

Meskipun salah satu saluran listrik utama masih berfungsi, IAEA mengatakan situasi di pembangkit listrik tersebut masih dalam kondisi genting.

Salah satu dari enam reaktor pembangkit listrik, menurut IAEA, perlu dijaga dalam mode mati panas guna menghasilkan uap yang diperlukan untuk keselamatan nuklir, termasuk pengolahan limbah radioaktif cair di tangki penyimpanan.

Tahun lalu Ukraina mengatakan, pihaknya khawatir PLTN tersebut akan menghadapi kekurangan air yang diperlukan untuk menjaganya tetap sejuk, setelah sebuah bendungan raksasa diledakkan di sungai, sehingga menurunkan permukaan waduk di dekatnya.

Grossi bulan lalu memeriksa sumur pendingin untuk menentukan apakah ada cukup air untuk pendinginan, menyambut baik pengurangan penembakan di sekitar pembangkit. Kantor berita Rusia TASS melaporkan, Grossi menyimpulkan pasokan air mencukupi.