PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau berharap Pemerintah Pusat segera menangani abrasi di tiga pulau terluar yakni Pulau Bengkalis, Rangsang dan Rupat akibat ketiga pulau itu terancam abrasi setiap tahun kendati sudah pernah dibangun breakwater atau pemecah gelombang.
"Breakwater itu telah dibangun setiap tahun namun hanya sepanjang 1-2 kilometer sementara abrasi yang terjadi di tiga pulau itu sudah mencapai 167 Km. Kalau 2 Km setahun, berarti membutuhkan 80 tahun untuk membangun pemecah ombak itu," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau Mamun Murod di Pekanbaru dilansir ANTARA, Senin, 12 Desember.
Dia mengatakan, dibutuhkan langkah yang serius pemerintah dalam penanganan abrasi sebab tiga pulau ini terkait batas negara Indonesia yang terancam abrasi.
Wilayah perbatasan negara Indonesia setiap tahun berkurang, sementara wilayah negara tetangga setiap tahun bertambah.
"Memang infonya itu tidak mempengaruhi batas negara, tetapi kita tetap kehilangan wilayah karena abrasi. Setelah dibangun pemecah gelombang, lanjut Murod, maka langkah selanjutnya baru dilakukan rehabilitasi untuk mengembalikan pulau itu seperti semula," katanya.
BACA JUGA:
Abrasi di tiga Pulau di Riau itu telah dibahas lintas kementerian/lembaga karena tiga pulau terluar di Provinsi Riau itu terus terancam abrasi setiap tahun dan baru-baru ini di Pulau Bengkalis, di Desa Simpang Ayam, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis terjadi abrasi akibat gelombang laut Selat Malaka.
Selain itu kata Murod, persoalan abrasi di Pulau Bengkalis, termasuk Pulau Rangsang dan Rupat sudah dibahas banyak tujuh kali antara Pemprov Riau, Pemkab Bengkalis dan Kepulauan Meranti bersama Kemenko Kemaritiman dan Investasi.
"Karena persoalan ini menjadi kewenangan Kemenko Kemaritiman dan berdasarkan informasi terakhir dalam rapat itu, memang untuk penanganan abrasi di tiga pulau itu akan dibantu melalui bantuan dana dari Inggris. Tetapi bantuan itu sampai saat ini belum cair juga," kata Murod.