Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menjalani uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test di Komisi I DPR, Jumat, 2 Desember. Fit and proper test baru dimulai sekitar pukul 13.50 WIB.

Kedatangan Yudo ke DPR, diantar oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Yudo juga didampingi oleh KSAD Dudung Abdurrachman dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo. 

Dalam paparan awal, Laksamana Yudo Margono menyoroti soal geopolitik dunia diantaranya, perang Rusia dan Ukraina, dampak perubahan iklim, wabah penyakit, serangan siber, dan potensi ancaman kelangkaan pangan dan energi. 

Pada lingkup regional, Yudo memberi perhatian pada instabilitas kawasan Asia Pasifik sebagai akibat ketegangan di wilayah Laut China Selatan, konflik semenanjung Korea, dan potensi konflik China dan Taiwan yang mengemuka akhir-akhir ini. 

Disamping itu, lanjut Yudo, terdapat penguatan kerjasama keamanan antara Amerika Serikat, Australia, India, dan Jepang. Serta munculnya aliansi Aukus antara Australia, Inggris dan Amerika Serikat untuk mengimbangi strategi belt one road inisiatif Republik Rakyat China.  

"Secara Umum kondisi keamanan Indonesia cukup stabil, meskipun masih diwarnai isu menonjol mulai dari gangguan keamanan di beberapa daerah tertentu, rencana pembangunan IKN, dinamika situasi politik jelang pesta demokrasi 2024, kenaikan harga BBM dan kebutuhan pokok serta percepatan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional," ujar Yudo Margono dalam paparannya.

Yudo kemudian menjelaskan soal jati diri, tugas panglima TNI dan fungsi TNI. 

Diketahui, usai fit and proper test yang diagendakan selesai pada pukul 16.00 WIB, Komisi I DPR akan menyambangi kediaman Laksamana Yudo Margono untuk melakukan verifikasi faktual. 

Setelahnya Komisi I DPR akan mengadakan rapat internal untuk memberi keputusan apakah menerima atau menolak hasil dari uji kepatutan dan kelayakan Yudo Margono sebagai calon Panglima TNI pengganti Jenderal TNI Andika Perkasa.