Jokowi Soal Krisis Ekonomi Global: Semua Kepala Negara Pusing, Indonesia Tidak
Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia menggelar Pemilu 2024 saat kondisi ekonomi global diprediksi akan mengalami krisis. Berbagai negara di dunia pun mulai mengajukan bantuan keuangan kepada International Monetary Fund (IMF).

Hal ini Jokowi sampaikan Rapat Konsolidasi Nasional Kesiapan Pelaksanaan Pemilu Serentak yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Saat ini sudah 14 negara masuk sebagai pasiennya IMF untuk dibantu. 20 negara mengantre lagi di depan pintu IMF untuk minta bantuan dan 66 negara yang rentan untuk ikut lagi mengantre," kata Jokowi di Ancol, Jakarta Utara, Jumat, 2 Desember.

Jelang Pemilu 2024, krisis ekonomi ini mulai dirasakan setelah munculnya berbagai masalah. Mulai dari pandemi COVID-19, perang antara Rusia dan Ukraina, ketegangan geopolitik, hingga muncul krisis pangan dan finansial.

Namun, menurut Jokowi, Indonesia bisa jadi tidak merasakan krisis itu. Sebab, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun 2022 tumbuh sebesar 5,72 persen.

"Saat ini keadaan dunia sedang sulit. Semua kepala negara pusing kepalanya. Indonesia tidak, Patut kita syukuri, kita berada di posisi yg baik, di G20 kemarin kita termasuk growth dan pertumbuhan ekonomi kita termasuk yang terbaik karena 5,72 persen," ungkap Jokowi.

Meski demikian, Jokowi meminta kondisi ini tetap diwaspadai, khususnya para penyelenggara pemilu. Jokowi menekankan agar mereka jangan sampai membuat kebijakan kepemiluan yang salah, sehingga berdampak pada kesulitan seiring dengan krisis ekonomi dunia.

"Pemilu 2024 ini kita selenggarakan dalam kondisi ekonomi global yang diliputi kesuraman, kesulitan. ketidakpastian. kita harus memiliki perasaan yang sama mengenai ini," ujar Jokowi.

"KPU harus bekerja dengan efisien, memanfaatkan anggarannya, mengatur skalia prioritas yang harus," imbuhnya.

Terkait