JAKARTA - Komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat mengatakan pada Hari Selasa, dia masih takut akan invasi darat Turki meskipun ada jaminan dari Washington, menuntut pesan lebih kuat.
Kekhawatiran dan keinginan jaminan tersebut, muncul setelah melihat pengerahan pasukan Turki yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang perbatasan.
"Ada bala bantuan di perbatasan dan di dalam Suriah di daerah-daerah yang dikendalikan oleh faksi-faksi yang bersekutu dengan Turki. Kami menyadari hal ini dan, ya, ini baru," kata Komandan SDF Mazloum Abdi kepada Reuters melalui telepon dari Suriah, seperti dilansir 29 November.
Para pejabat Turki mengatakan, tentaranya hanya membutuhkan beberapa hari untuk siap melakukan serangan darat ke Suriah utara, yang telah diserang dengan senjata jarak jauh howitzer dan pesawat tempur oleh Ankara selama berhari-hari.
Pengeboman itu terjadi setelah berbulan-bulan ancaman oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, tentang invasi darat baru terhadap pasukan Kurdi, yang dia anggap sebagai teroris.
Pasukan Kurdi Suriah telah menerima dukungan dari Washington selama bertahun-tahun, tetapi juga berkoordinasi dengan Pemerintah Suriah dan sekutunya Rusia.
Abdi mengatakan dia telah menerima jaminan "jelas" dari Washington dan Moskow, mereka menentang invasi darat Turki, tetapi menginginkan sesuatu yang lebih nyata untuk menahan Ankara.
"Kami masih gugup. Kami membutuhkan pernyataan yang lebih kuat dan solid untuk menghentikan Turki," katanya.
"Turki telah mengumumkan niatnya dan sekarang merasakan semuanya. Awal invasi akan bergantung pada bagaimana Turki menganalisis posisi negara lain," sambung Abdi.
BACA JUGA:
Abdi mengatakan dia tidak akan bergantung pada pertahanan udara Suriah, setelah sebelumnya mengatakan kepada Reuters, berharap mereka akan membantu mempertahankan pasukannya dari serangan udara Ankara.
"Posisi mereka lemah dibanding tentara Turki," sebutnya.