Bagikan:

JAKARTA - Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Pemerintah terus berupaya menjaga keterjangkauan harga serta ketersediaan pasokan pangan pokok untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan permintaan. Salah satunya, melakukan pemantauan langsung terhadap perkembangan harga dan pasokan komoditas pangan pokok, termasuk di pasar-pasar tradisional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, terjun langsung melakukan pemantauan tingkat harga dan ketersediaan pasokan sejumlah komoditas pangan pokok di Pasar Flamboyan, Kota Pontianak, di sela Pertemuan Tingkat Menteri dalam forum BIMP-EAGA pada Jumat, 25 November. 

“Saya didampingi oleh Pak Wagub dan Pak Wali kota serta dari Bank Mandiri, Bank Kalbar, BSI, BNI, dan satu lagi BRI. Tujuan kunjungan ke pasar ini karena kita akan mengadakan rapat dengan Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah terutama untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” ujar Menko Airlangga dalam keterangan tertulis, yang dikutip Sabtu, 26 November. 

Airlangga mengungkapkan, dalam dialog dengan sejumlah pedagang, harga sejumlah komoditas mulai dari bawang merah, bawang putih, beras, minyak goreng, dan ayam hingga telur di Pasar Flamboyan masih cukup stabil. Selain itu, pasokan komoditas tersebut juga dinilai masih mencukupi 

hingga saat ini. 

Pasar Flamboyan merupakan salah satu pasar induk di Kota Pontianak yang telah berdiri sejak tahun 1989. Pasar yang dibangun pada lahan seluas 17.133 meter persegi tersebut memiliki kapasitas pedagang sebanyak 53 ruko, 203 kios, dan 1.563 los. Pasar Flamboyan menjadi salah satu pasar tradisional tujuan utama masyarakat di Pontianak.

“Tentu kita melihat bahwa Kalbar relatif baik inflasinya meskipun sedikit di atas nasional. Kalbar ini kira-kira 6 persen jadi kita berharap nanti bisa terus diturunkan dengan ketersediaan pasokan yang aman dan harga yang terjangkau,” ungkap Airlangga. 

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga menyaksikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara simbolis sebesar Rp1,18 triliun kepada lima orang debitur yang merupakan pedagang di Pasar Flamboyan. KUR yang disalurkan tersebut merupakan skema KUR Mikro dan KUR Kecil dengan besaran penyaluran mulai dari Rp40 juta hingga Rp400 juta untuk masing-masing debitur. 

 

Penyerahan KUR tersebut dilakukan oleh penyalur dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Syariah Indonesia, serta Bank Kalimantan Barat. Program KUR tersebut merupakan salah satu program Pemerintah yang dioptimalkan dalam mendukung pengendalian inflasi melalui akses pembiayaan untuk penguatan kelembagaan petani yang juga termuat dalam Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2022-2024. 
 

Hingga 31 Oktober 2022, KUR telah diberikan kepada 6,26 juta debitur dengan realisasi penyaluran mencapai 80,30 persen atau Rp299,64 triliun dari target 2022 sebesar Rp373,17 triliun. Sementara berdasarkan sektor, penyaluran KUR sektor perdagangan telah mencapai 43,7 persen dari total penyaluran dan tercatat tertinggi kedua setelah sektor pertanian.

“Secara nasional, UMKM selalu dibantu dalam 3 tahun terakhir dengan program pemulihan  ekonomi nasional atau PEN, berbagai upaya UMKM termasuk bantuan Presiden untuk UMKM, termasuk juga kemarin untuk warung, pedagang kaki lima. Namun ke depan akan kita dorong lagi terkait restrukturisasi daripada kredit UMKM yang kemarin sudah dibahas dengan OJK untuk dilanjutkan. Jadi kemudahan UMKM dilanjutkan sampai tahun depan,” kata Airlangga yang juga Ketua Umum Golkar itu.