YOGYAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta menggencarkan pengawasan penimbunan komoditas bahan pokok yang dapat memicu kelangkaan dan gejolak harga menjelang libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
Wakil Ketua Satgas Pangan DIY AKBP Sarwendo mengatakan, pengawasan dilakukan dengan mengecek sejumlah gudang pangan yang tersebar di DIY.
"Cek lokasi termasuk di gudang pangan untuk menjamin bahwa sirkulasi barang tidak berhenti," kata dia di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Antara, Selasa, 20 Desember.
Menurut Sarwendo, pengawasan yang telah dilakukan sejak November 2022 itu menyasar tempat-tempat penggilingan, distributor, dan agen komoditas pokok bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY.
"Sejak November 2022 kami bersama TPID sudah melakukan pemantauan, termasuk dua minggu kemarin di pasar-pasar kami intensif memantau," ujar dia.
Hingga kini Satgas Pangan DIY belum menjumpai adanya indikasi penimbunan bahan pokok sehingga stok dipastikan masih aman untuk kebutuhan masyarakat menjelang libur akhir tahun. "Sejauh ini belum menjumpai berkaitan penimbunan," katanya.
Sarwendo mengakui sebelumnya sempat menjumpai stok yang berlebih di salah satu gudang kedelai dan minyak goreng milik beberapa distributor di DIY, namun setelah ditelusuri stok berlebih tersebut disebabkan keterbatasan armada untuk menyalurkan ke konsumen.
"Setelah kita cek ketika suplainya datang, sementara permintaan masih menurun tetapi 'DO' ('delivery order'/pengiriman pesanan)-nya sudah ada. Oleh sebab itu, kita waktu itu mendorong dengan memberi bantuan armada untuk segera menggeser barang itu ke pasar," kata dia.
Sarwendo menegaskan penimbun bahan pokok yang menimbulkan kelangkaan hingga gejolak harga dapat dipidana penjara di atas lima tahun.
"Itu kan sudah diatur tapi kembali lagi itu sebenarnya bukan pelanggaran lagi, tapi sudah kejahatan," ujar dia.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY Yuna Pancawati mengklaim secara umum pasokan bahan pangan aman tersedia menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
Meski terjadi kenaikan harga pada beberapa komoditas, katanya, namun tidak signifikan, apalagi perbedaan harga komoditas antarkabupaten/kota di DIY tidak terpaut jauh.
BACA JUGA:
Menurut dia, kenaikan harga beberapa waktu lalu dipicu adanya penyaluran bansos reguler dalam Program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT).
"Khususnya untuk komoditas telur ayam ras. Seiring dengan berakhirnya BPNT, harga komoditas mengalami penurunan," kata dia.