Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan penyebab terjadi deflasi selama tiga bulan berturut-turut karena adanya penurunan harga pangan tercermin dari kelompok volatile food melanjutkan deflasi.

Adapun, kelompok volatile food pada Juli 2024 mengalami deflasi sebesar 1,92 persen (mtm), lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,98 persen (mtm). Sementara secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,63 persen year on year (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,96 persen (yoy).

"Nah, kalau inflasi pangannya turun, kan tambah sejahtera rakyatnya. Kan pangan itu sebagian besar untuk rakyat, kan? Itu seperti itu. Nah, itu kenapa pemerintah, Menko perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan BI itu memperkuat koordinasi dalam tim pengendalian inflasi," ujarnya dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK III Tahun 2024, Jumat, 2 Agustus.

Adapun deflasi kelompok volatile food disumbang oleh komoditas bawang merah, tomat dan daging ayam ras.

Selanjutnya penurunan harga komoditas pangan didukung oleh peningkatan pasokan seiring dengan berlanjutnya musim panen dan penurunan harga pakan untuk komoditas daging ayam ras.

Namun secara tidak langsung, Perry menyampaikan daya beli masyarakat turun tercermin dari kondisi inflasi inti pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,18 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,10 persen (mtm).

“Dan gerakan naik inflasi inti ini menunjukkan permintaannya naik. Ingat, inflasi inti itu adalah perbedaan antara permintaan dengan pasokannya,” jelasnya.

Meski bergerak naik, Perry memastikan bahwa kondisi inflasi inti masih terkendali rendah karena masih berada dibawah level 2,5 persen.

Ke depannya Perry menyampaikan pihaknya memperkirakan inflasi volatile food tetap akan terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Sebagai informasi, secara tahunan inflasi inti pada Juli 2024 tercatat sebesar 1,95 persen (yoy), meningkat dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 1,9 persen (yoy).