Bagikan:

JAKARTA - Kondisi aliran jaringan listrik terkini di Kabupaten Cianjur pasca gempa bumi sudah kembali normal. Hal itu diungkapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) soal perkembangan terbaru pasca gempa Cianjur.

"Jaringan listrik sudah menyala. Kebutuhan mendesak untuk para korban terdiri dari terpal, tenda, P3K / obat-obatan, selimut, sembako, air bersih, air minum, pakaian layak pakai, perlengkapan bayi, perlengkapan lansia, velbed, alat berat dan bahan bakar minyak (BBM)," tegas Plt Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari saat dikonfirmasi VOI, Selasa, 22 November.

Tanggap Darurat

Selain itu, sambung Abdul Muhari, BPBD Kabupaten Cianjur telah menetapkan status tanggap darurat (TD) bencana alam gempa bumi, melalui keputusan Bupati Cianjur Nomor : 360/KEP.376-BPBD/2022. "Status tanggap darurat bencana alam gempa bumi ditetapkan selama 30 hari, sejak 21 November sampai 20 Desember 2022," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Plt Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari merilis data terbaru korban gempa bumi Magnitudo 5.6 di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Selasa, 22 November.

"Total korban jiwa 103 orang meninggal dunia, 31 orang hilang, 377 orang luka-luka, 1 orang luka berat, 1 orang luka sedang, 11 orang luka ringan," kata Abdul Muhari saat dikonfirmasi VOI, Selasa, 22 November, siang.

Selain korban jiwa lebih dari seratus orang, BNPB juga menyebutkan sebanyak 661 Kepala Keluarga (KK) terdampak dan 7.064 jiwa terpaksa mengungsi akibat gempa Cianjur. "103 orang meninggal dunia tercatat sebagai warga Kabupaten Cianjur yang berada di Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku dan Desa Limbangansari Kecamatan Cianjur. Sedangkan pendataan masih dilakukan di Kecamatan Cugenang," paparnya.