YOGYAKARTA - Gempa tektonik bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11) menyebabkan banyak korban meninggal dan rumah-rumah rusak. Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ada sejumlah 103 korban Jiwa di Kabupaten Cianjur.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan penyebab gempa Cianjur adalah adanya aktivitas sesar Cimandiri. Gempa di Cianjur tergolong jenis gempa bumi dangkal dan tidak berpotensi Tsunami.
Namun besarnya magnitudo guncangan dan gempa susulan membuat banyak rumah rusak parah. Teguh Rahayu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, mengungkapkan jumlah lindu susulan pada gempa kali ini berjumlah 125 kali terhitung hingga 22 November pagi. Gempa susulan terjadi dalam kekuatan yang bervariasi, yang terbesar bermagnitudo 4,2 hingga 1,5.
Penyebab Gempa Cianjur
BMKG menyatakan penyebab Gempa Cianjur adalah pergerakan Sesar Cimandiri. Sesar Cimandiri adalah sesar atau patahan geser aktif sepanjang kurang lebih 100 km.
Letak Sesar Cimandiri sendiri memanjang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, mengarah ke timur laut melewati Cianjur, Bandung Barat, dan Subang. Gempa Cianjur pada Senin lalu berpusat di sekitar Sukabumi -Cianjur akibat patahan geser.
Daryono, Kepala Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, mengatakan beberapa daerah di Jawa barat rawan terjadi gempa karena berada di kawasan seismik aktif dan kompleks. Kawasan tersebut, di antaranya Bandung, Lembang, Sukabumi, Purwakarta.
"Jika kompleksitas tektonik ini memicu, berpotensi memicu terjadinya gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake, fakta tektonik semacam ini menjadi kawasan tersebut menjadi kawasan rawan gempa secara permanen, dan dengan karakteristik gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake ini,” ucap Daryono.
Penyebab Banyak Kerusakan dan Korban Gempa Bumi Cianjur
Gempa di Cianjur tergolong gempa yang cukup parah karena menelan banyak korban jiwa dan menyebabkan rumah rusak parah. Jumlah korban meninggal di Kabupaten Cianjur sebanyak 103 juwa. Korban luka-luka sejumlah 377 orang. Sementara itu, warga yang mengungsi bertambah menjadi 7.060 jiwa.
Guncangan yang terjadi pada hari Senin siang dan susulan-susulannya menyebabkan banyak rumah rusak parah. Sebanyak 3.075 rumah mengalami rusak ringan. Sebanyak 33 rumah mengalami rusak sedang, dan 59 rumah rusak berat.
Badan Geologi Kementerian energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan morfologi wilayah pusat gempa di Cianjur umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang, perbukitan bergelombang, hingga terjal di bagian tenggara Gunung Api Gede.
Wilayah yang terkena gempa tersebut tersusun dari endapan Kuarter berupa bantuan rombakan gunung api purba dan aluvial sungai. Selain itu, sebagian batuan rombakan gunung tersebut juga telah mengalami pelapukan. Kondisi tersebut berpotensi memperkuat efek guncangan dan terjadinya gerakan tanah.
Badan Geologi mengatakan bencana gempa bumi yang terjadi di Cianjur berpotensi mengakibatkan bahaya sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard) yang berupa retakan tanah, gerakan tanah, penurunan tanah, hingga likuefaksi.
BACA JUGA:
Sementara itu, Kepala Gempa Bumi BMKG, mengatakan ada beberapa faktor penyebab tingginya korban jiwa dan kerusahan. Pertama kedalaman titik gempa yang dangkal. Kedua, struktur bangunan tidak memenuhi standar aman gempa. Ketiga, lokasi permukiman berada pada tanah lunak dan perbukitan.
Itulah penyebab gempa Cianjur dan faktor banyaknya korban dan rumah yang rusak parah. Kawasan Cianjur memiliki kondisi tanah yang tak tahan gempa. Tak hanya rumah warga, beberapa infrastruktur pun rusak akibat gempa, seperti gedung pemeritnah rusak, RSUD Cianjur, sarana ibadah dan lainnya.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.