Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) fokus pada potensi bencana akibat faktor cuaca pada H-1 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali.

Hal itu disampaikan Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto saat meninjau aktivitas tim BPBD Bali guna mengantisipasi potensi bencana alam jelang KTT G20 di Denpasar, Minggu 13 November.

“Perkuat kapasitas personel dan selalu cek kesiapan peralatan pendukung. Kesiapan personel dan peralatan menjadi indikator kekuatan dalam penanggulangan bencana,” ujar Suharyanto dalam keterangan tertulisnya, Senin 14 November.

Saat peninjauan, Suharyanto memantau aktivitas monitoring prakiraan cuaca di wilayah Provinsi Bali. Dia juga menyimak proses koordinasi melalui radio komunikasi digital antara tim Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Provinsi Bali dengan BPBD kota/kabupaten setempat.

Suharyanto juga diperlihatkan monitoring data peringatan dini gempa bumi yang terintegrasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Dia menekankan kegiatan patroli rutin untuk melihat dan memonitor kondisi lapangan sehingga upaya pencegahan dan mitigasi dapat dilakukan sebelum terjadi bencana.

“Lakukan patroli secara rutin dan terus waspada, khususnya dalam mengantisipasi potensi bencana yang disebabkan oleh faktor cuaca,” ujarnya disitat Antara.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin mengatakan aktivitas monitoring dilakukan secara intens, terlebih dalam menyambut puncak perhelatan G20 Bali yang digelar di Nusa Dua pada 15-16 November 2022.

“Kami pastikan keamanan dan antisipasi potensi bencana alam dengan mengerahkan personel serta peralatan pendukung pada area sekitar venue kegiatan di Nusa Dua,” kata dia.

BNPB bersama BPBD Provinsi Bali telah menyiapkan alat peringatan dini bencana alam berbasis jaringan GSM, radio digital untuk berkomunikasi, mobil serbaguna di Posko Pemantauan dan Pengendalian Protokol Kesehatan Penanganan COVID-19 G20 Indonesia yang terletak di Puja Mandala, Nusa Dua, Provinsi Bali.