JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani mengunjungi lokasi Tragedi Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 10 November. Didampingi ibunda yang juga Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, Puan memberi penghormatan untuk para korban dengan memanjatkan doa dan meletakkan karangan bunga di memorial korban Tragedi Itaewon.
Nampak puluhan karangan bunga dari dunia internasional berjejer di lokasi memorial ini. Puan dan Megawati juga menuliskan ucapan duka cita di buku tamu yang disediakan di memorial Korban Tragedi Itaewon.
"Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah yang terjadi," tulis Puan.
Usai meletakkan karangan bunga, Puan dan Megawati pun menyusuri jalan di kawasan Itaewon. Keduanya, mendatangi gang yang menjadi titik pusat peristiwa memilukan pada 29 Oktober 2022 itu.
Hingga hari ini, warga masih tampak mendatangi lokasi kejadian dengan menaruh bunga dan berdoa. Terlihat juga catatan-catatan kecil yang ditempelkan warga dekat tempat publik menaruh karangan bunga.
Menurut Puan, Tragedi Itaewon menjadi pelajaran berharga bagi para penyelenggara acara yang melibatkan massa. Dia menilai, harus ada standar operasional keamanan untuk acara-acara yang mengundang kerumunan publik selanjutnya.
Mantan Menko PMK itu mengatakan, Tragedi Itaewon yang berawal dari perayaan Halloween tersebut juga harus menjadi pelajaran bagi Indonesia. Terlebih, kejadian serupa juga pernah terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu.
“Sekali lagi saya mewakili masyarakat Indonesia mengucapkan turut berduka cita kepada seluruh warga Korea Selatan atas Tragedi Itaewon,” kata Puan.
Sebelumnya, Puan juga menyampaikan rasa belasungkawa atas Tragedi Itaewon yang melukai 196 orang saat bertemu dengan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Kim Jin-pyo. Puan sempat menyinggung Indonesia mengalami peristiwa serupa saat pertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang.
“Saya ingin mengucapkan belasungkawa yang mendalam atas tragedi yang terjadi Itaewon pada tanggal 29 Oktober 2022 lalu. Tragedi serupa juga terjadi di Indonesia, di stadion Kanjuruhan, awal bulan Oktober lalu,” ucap Puan.
BACA JUGA:
Hal ini, kata Puan, menunjukkan bahwa perlunya semua pihak memperkuat manajemen pengendalian massa pasca pandemi.
"Dan diperlukan langkah preventif untuk mencegah over-capacity suatu tempat. Ini diperlukan untuk mengendalikan euphoria publik untuk berkumpul saat ini,” kata Puan.