Sebut Bola Sepenuhnya di Tangan Militer, Menlu Retno: Situasi Myanmar Tidak Boleh Menghambat Perkembangan ASEAN
Menlu RI Retno Marsudi. (Sumber: Kementerian Luar Negeri RI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyebut kendati ada kekecewaan terkait implementasi Konsensus Lima Poin, perkembangan di Myanmar tidak boleh menghambat perkembangan ASEAN, dengan bola saat ini berada di tangan militer negara itu.

Ini dikatakan Menlu Retno jelang KTT ke-40 dan 41 ASEAN yang digelar di Phnom Penh, Kamboja pada 10-13 November yang digelar dalam bentuk plenary dan retreat.

Dijelaskan oleh Menlu Retno, dalam retreat session, para pemimpin ASEAN diharapkan dapat mengambil sikap dalam merespons situasi di Myanmar. Terutama tidak adanya komitmen dari militer myanmar dalam menindaklanjuti Konsensus Lima Poin

"ASEAN sudah mengambil langkah ekstra, hasilnya hanya akan terlihat jika ada komitmen militer myanmar untuk menindak lanjuti Konsensus Lima Poin," ujar Menlu Retno dalam keterangan dari Kamboja, seperti dikutip Kamis 9 November.

"Bola sepenuhnya ada di tangan militer Myanmar," tandasnya.

Terlepas dari kekecewaan ASEAN terkait tidak adanya kemajuan Konsensus Lima Poin oleh militer myanmar, Menlu Retno yakin ASEAN akan tetap memberikan prioritas membantu rakyat Myanmar, termasuk melalui bantuan kemanusiaan.

"Situasi di Myanmar tidak boleh menghambat perkembangan ASEAN," jelas Menlu Retno.

Dikatakannya, pertemuan para pemimpin negara ASEAN yang membahas masalah Myanmar, akan digelar pada 11 November besok.

Sebelumnya, dalam pertemuan bertajuk 'Special ASEAN Foreign Ministers Meeting' di Sekretariat ASEAN, Jakarta akhir bulan lalu, Menlu Retno mengatakan, menteri luar negeri ASEAN menyampaikan kekecewaan terkait tidak adanya kemajuan dalam implementasi Konsensus Lima Poin.

"Alih-alih kemajuan, situasi bahkan dikatakan memburuk, sangat disayangkan. Konsensus Lima Poin adalah keputusan pemimpin ASEAN, di mana Jenderal Min Aung Hlaing juga hadir, untuk membantu mengatasi krisis," papar Menlu Retno dalam keterangan pers 27 Oktober lalu.

Selain isu Myanmar, retreat juga akan membahas hubungan ASEA dengan pihak luar, termasuk tantangan yang dihadapi. Sedangkan untuk plenary, akan membahas penguatan kapasitas institusi dan efektivitas ASEAN.

Menlu Retno bersama rombongan terbatas ada di Kamboja untuk mendampingi Presiden Joko Widodo selama pelaksanaan KTT. Di Kamboja, Presiden Jokowi akan menghadiri lebih dari 20 pertemuan, termasuk empat pertemuan bilateral dengan PM Singapura, Presiden Dewan Eropa, Sekjen PBB dan Presiden ADB.