JAKARTA - Presiden Serikat Joe Biden menyebut pelaksanaan Pemilu Sela Amerika Serikat sebagai ujian demokrasi untuk negara itu, sementara hasil pemungutan suara menunjukkan ketatnya persaingan Partai Republik dan Partai Demokrat.
Kongres AS yang terdiri dari dua kamar, Senat dan DPR diperebutkan dengan ketat, dengan belum jelas siapa yang akan menguasai Senat saat berita ini ditulis. Baik Demokrat maupun Republik sejauh ini diperkirakan memenangkan 48 kursi. Senat sendiri terdiri dari 100 anggota.
Kontrol Senat akan memberi Partai Republik kekuatan untuk memblokir calon Biden untuk jabatan yudisial dan administratif. Tetapi dalam kemenangan penting bagi Demokrat, John Fetterman membalik kursi Senat AS yang dipegang Partai Republik di Pennsylvania, mengalahkan pensiunan ahli bedah selebriti yang didukung Trump Mehmet Oz dan memperkuat peluang partainya untuk memegang majelis.
Sedangkan di DPR AS, Demokrat sejauh ini memenangkan 188 kursi, berbanding 208 milik Republik.
Partai Republik mengambil setidaknya 10 kursi di DPR AS, menurut proyeksi Edison Research. Itu akan menjadi tiga lebih dari yang dibutuhkan untuk merebut kendali kamar dari Demokrat, meskipun dengan 42 ras yang belum ditentukan, Demokrat masih memiliki peluang kecil untuk memegang mayoritas.
Bahkan mayoritas DPR yang tipis akan membiarkan Partai Republik menguasai Presiden Demokrat Joe Biden selama dua tahun berikutnya menjabat, menghalangi undang-undang dan meluncurkan penyelidikan yang berpotensi merusak secara politis.
Berbicara pada konferensi pers Gedung Putih, Presiden Biden bersumpah untuk bekerja dengan Partai Republik, mengatakan kinerja Demokrat yang kuat secara tak terduga adalah validasi dari dua tahun pertama pemerintahannya.
"Rakyat Amerika telah menjelaskan, saya pikir, bahwa mereka mengharapkan Partai Republik siap bekerja dengan saya juga," kata Presiden Biden, melansir Reuters 10 November.
Dia juga menegaskan kembali niatnya untuk mencalonkan diri kembali pada pemilihan 2024, tetapi mengatakan akan membuat keputusan akhir awal tahun depan.
Pemilihan itu jauh dari kemenangan "gelombang merah" yang diinginkan Partai Republik, karena Demokrat menghindari kekalahan paruh waktu yang berat dan sering mengganggu presiden dari salah satu partai.
BACA JUGA:
Hasilnya menunjukkan bahwa para pemilih menghukum Presiden Biden karena memimpin ekonomi yang dilanda inflasi yang tajam. Tetapi juga mengecam upaya Partai Republik untuk melarang aborsi dan meragukan proses penghitungan suara negara itu.
Presiden Biden sendiri membingkai pemilihan Hari Selasa lalu sebagai ujian demokrasi AS.
"Demokrasi kami telah diuji dalam beberapa tahun terakhir, tetapi dengan suara mereka, rakyat Amerika telah berbicara," sebut Presiden Biden.