Bagikan:

JAKARTA - Eks penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo menilai kehadiran Firli Bahuri ke Jayapura menemui tersangka dugaan korupsi Lukas Enembe bisa menimbulkan persepsi. Apalagi, belum pernah ada Ketua KPK melakukan hal serupa.

"Tidak bagus di mata publik karena beum pernah dilakukan Ketua KPK sebelumnya mendatangi tersangka. Nanti bisa dipersepsikan ada keistimewaan, ini tentu akan jadi perseden tersangka lain meminta hal yang sama didatangi ketua," kata Yudi, dikutip dari akun Twitternya, @yudiharahap46, Jumat, 4 November.

Yudi menilai harusnya Firli tak ikut dalam perjalanan yang dilakukan tim KPK. Kalaupun harus ada petinggi, cukup tingkat direktur saja.

Apalagi, kehadiran tim ke sana sebenarnya untuk memastikan kondisi kesehatan Lukas. "Biarkan saja penyidik yang melakukan tugasnya, jikapun didampingi atas cukuplah level direktur penyidikan saja," tegasnya.

Lagipula, pimpinan KPK sebenarnya hanya bertugas melakukan monitoring dan memutuskan kelanjutan pengusutan dugaan korupsi berdasarkan kondisi yang ada.

"Pengalaman saya ketika melakukan kegiatan second opinion dengan tersangka yang sakit cukup penyidik bersama IDI," ungkap Yudi.

Diberitakan sebelumnya, tim yang berisi dokter KPK dan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) serta penyidik telah menemui Lukas Enembe pada Kamis, 3 November. Pemeriksaan terkait dugaan korupsi yang dilakukan Lukas juga sudah dilaksanakan.

Hanya saja, karena Lukas sakit, pemeriksaan segera diselesaikan. Tim berisi dokter juga telah memastikan kondisi kesehatan tersangka dugaan korupsi itu.