Kecam Barat, Presiden Putin Sebut Dunia Hadapi Dekade Paling Berbahaya Sejak Perang Dunia II
Presiden Vladimir Putin berpidato di Valdai International Discussion Club. (Sumber: Kremlin.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dunia menghadapi dekade paling berbahaya sejak Perang Dunia Kedua, ketika elite Barat berjuang untuk mencegah runtuhnya dominasi global Amerika Serikat dan sekutunya yang tak terhindarkan.

Dalam salah satu penampilan publik terlamanya sejak dia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, Presiden Putin mengisyaratkan dia tidak menyesal tentang apa yang dia sebut 'operasi khusus', menuduh Barat menghasut perang berbahaya, berdarah dan kotor yang menabur kekacauan di seluruh dunia.

"Periode sejarah dominasi Barat yang tak terbagi atas urusan dunia akan segera berakhir," kata Presiden Putin, pemimpin tertinggi Rusia, kepada Valdai Discussion Club, melansir Reuters 28 Oktober.

"Kami berdiri di perbatasan sejarah. Di depan mungkin adalah dekade paling berbahaya, tidak dapat diprediksi sejak akhir Perang Dunia Kedua," sambungnya.

Mantan mata-mata KGB berusia 70 tahun itu menyalahkan Barat karena memicu ketegangan nuklir baru-baru ini, mengutip pernyataan mantan Perdana Menteri Inggris Liz Truss tentang kesiapannya untuk menggunakan penangkal nuklir London jika keadaan menuntutnya.

Dia mengulangi pernyataan bahwa Ukraina dapat meledakkan 'bom kotor' yang dicampur dengan bahan radioaktif untuk menjebak Moskow, tuduhan yang dibantah oleh Kyiv dan Barat, disebut keliru dan tanpa bukti.

Presiden Putin mengatakan, penilaian Kyiv bahwa tuduhan Rusia berarti Moskow yang akan melakukan hal tersebut adalah salah.

"Kami tidak perlu melakukan itu. Tidak ada gunanya melakukan itu," tegas Presiden Putin.

Ditanya tentang potensi eskalasi nuklir di sekitar Ukraina, Presiden Putin mengatakan bahaya senjata nuklir akan ada selama senjata nuklir ada.

Tetapi dia mengatakan, doktrin militer Rusia bersifat defensif dan, ketika ditanya tentang krisis Rudal Kuba, dia menyindir bahwa dia tidak memiliki keinginan untuk menggantikan Nikita Khrushchev, pemimpin Soviet yang, bersama dengan John F. Kennedy, membawa dunia ke tepi jurang perang nuklir sebelum meredakan situasi.

"Tidak mungkin. Tidak, saya tidak bisa membayangkan diri saya dalam peran Khrushchev," tukasnya.

Pada akhirnya, kata Presiden Putin, Barat harus berbicara dengan Rusia dan kekuatan besar lainnya tentang masa depan dunia.

Diketahui, invasi Rusia ke Ukraina telah memicu konfrontasi terbesar dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962 saat Perang Dingin, ketika Uni Soviet dan Amerika Serikat mendekati perang nuklir.